Gas Naik, Presiden Tegur Menteri

Laporan wartawan Kompas Wisnu Nugroho A

JAKARTA, RABU - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegur buruknya komunikasi antara pihak Pertamina, jajaran Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Departemen Keuangan terkait simpang siur kenaikan harga gas 3 kg, 12 kg, dan 50 kg.

"Saya berikan teguran tentang cara-cara berkomunikasi yang tidak rapi, baik antara Pertamina dan jajaran BUMN dengan menteri terkait sehingga menimbulkan simpang siur seperti itu," ujar Presiden Yudhoyono dalam jumpa pers seusai memanggil para menteri yang ditegurnya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (3/9).

Saat memberi teguran, Presiden minta setiap keputusan diperhatikan sejumlah aspeknya, tidak hanya aspek ekonomi. "Saya sampaikan, dalam mengambil keputusan itu perhatikan bukan hanya aspek ekonominya tetapi juga dampak sosialnya apa cocok dengan situasi bulan Ramadhan seperti ini, dampak politik, dan lain-lain," ujarnya.

Dengan teguran itu, Presiden berharap persoalan kesimpangsiuran dapat diselesaikan. "Kita pastikan kebijakan ini tidak menimbulkan masalah dan saya berharap rakyat memahami dan sebagaimana biasa terus-menerus melakukan kegiatannya. Kita pastikan di situ bahwa elpiji tiga kilogram sebaiknya dikonsumsi oleh mereka yang mendapatkan subsidi dan kelangkaannya. Pertamina akan bekerja habis-habisan untuk mengatasinya," ujar Presiden.