Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit Merugikan

Kompas.com - 07/04/2008, 16:59 WIB

JAKARTA, SENIN - Upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia menjadi negara nomor satu pengekspor minyak menuai kerugian yang sangat besar, baik dari segi sosial maupun lingkungan. Demikian diungkapkan juru kampanye hutan Greenpeace Asia Tenggara Hapsoro saat konferensi pers di Hotel Ibis, Jakarta, Senin (7/4).

Menurut Hapsoro, dari segi sosial, peningkatan produksi kelapa sawit Indonesia tidak berdampak positif terhadap harga di dalam negeri. "Kita sekarang pengekspor terbesar kelapa sawit, tetapi harga minyak goreng di Indonesia makin lama, makin mahal," ujarnya. Kerugian dari segi lingkungan, kata Hapsoro, hutan-hutan di Indonesia semakin lama semakin rusak karena digunakan untuk perkebunan kelapa sawit.

"Sudah ada 9 juta hektar yang sudah dirusak hanya untuk perkebunan kelapa sawit. Kalau berdasarkan pemerintah sendiri tahun 2006, pernah direncanakan ada perluasan yang berkisar rata-rata sekitar 350 ribu hektar per tahun. Sementara saat itu sudah ada 6 juta hektar perkebunan kelapa sawit," jelasnya.

Dampak kerusakan hutan ini, lanjut Hapsoro berpengaruh terhadap iklim. Perusakan hutan menyumbang sekitar 20 persen emisi gas rumah kaca global. Dari 20 persen itu, perusakan hutan gambut Indonesia menyumbang empat persen. Sayangnya, masih banyak yang berniat mengalihfungsikan hutan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit. "Contohnya saja di provinsi Riau yang menjadi rumah dari 25 persen perkebunan kelapa sawit negara ini, bahkan sudah ada rencana untuk perluasan hingga 200 persen. Ini akan menimbulkan dampak yang merusak bagi lahan gambut Riau yang menyimpan 14,6 miliar ton karbon atau setara dengan emisi gas rumah kaca global dalam satu tahun," jelas Hapsoro.

Greenpeace berharap, lanjut Hapsoro, sekarang merupakan saat yang tepat mendeklarasikan penghentian sementara (moratorium) atas seluruh upaya konversi hutan termasuk pembalakan, konversi dan pengeringan lahan gambut. "Hal ini merupakan langkah seberhana yang dapat diambil pemerintah guna menghentikan perusakan hutan Indonesia yang membabi buta dan mengatasi perubahan iklim," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Ahli Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com