Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Dibicarakan Petinggi PKS dan Rizieq Shihab Saat Bertemu

Kompas.com - 17/06/2017, 08:47 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Jazuli Juwaini mengungkapkan isi pembicaraan saat ia dan sejumlah elite PKS bertemu dengan pimpinan front Pembela Islam Rizieq Shihab di Arab Saudi. Jazuli mengatakan, pertemuan tersebut terjadi saat rombongan sedang melaksanakan umrah. 

"Pertemuan itu pertemuan silaturahim karena kita sama-sama lagi umrah menjelang kami tawaf wada, saat hendak bersiap kembali ke tanah air kami bertemu Habib Rizieq, akhirnya sekalian deh silaturahim," kata Jazuli dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/6/2017).

Selain Jazuli, rombongan PKS yang ikut di antaranya Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, Sekretaris Fraksi PKS Sukamta dan empat orang lainnya. Kebetulan, lanjut Jazuli, rombongan elite PKS menginap di satu area hotel dengan Rizieq.

"Ketua Majlis Syuro PKS dan Habib Rizieq ini kan sama-sama Habib dan Keturunan Rasulullah, masa bertemu di tanah suci tidak saling silaturahim," ucap Jazuli.

Baca juga: Petinggi PKS Juga Temui Rizieq Shihab di Arab Saudi

Dia menyatakan bahwa dalam pertemuan itu, tidak ada pembicaraan lain kecuali bicara tentang soal-soal keumatan dan kebangsaan yang menjadi konsen bersama. 

"Tentang bagaimana menjaga NKRI, persatuan  dan kesatuan bangsa, pentingnya menampilkan Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia, karena Islam itu indah maka kita harus tampilkan dengan cara yang indah," ucapnya.

Jazuli mengakui, Rizieq juga sempat menyampaikan aspirasi kepada PKS sebagai partai umat dan wakil rakyat.

Pertama, agar supremasi hukum di Indonesia ditegakan secara adil, objektif dan konsisten. Kedua, agar waspada terhadap gerakan komunis dan bangkitnya Partai Komunis Indonesia.

"Ketiga, Rizieq menyampaikan bahwa dirinya dalam keadaan sehat wal afiat dan selalu semangat dan tegar," ucapnya.

Sementara, elite PKS juga sempat memberikan saran kepada Rizieq soal kasus Chat WhatsApp berkonten pornografi yang kini membuatnya menjadi tersangka dan buronan di kepolisian.

Menurut PKS, Rizieq tetap bisa tinggal di Arab Saudi dan tidak perlu buru-buru pulang ke Indonesia untuk mejalani proses hukum yang menjeratnya.

"Kapan Habib Rizieq pulang tentu sepenuhnya  hak beliau. Selama beliau dapat izin tinggal tentu tidak ada yang bisa memaksa beliau untuk keluar dari Saudi," kata Jazuli.

"Mungkin saja Habib Rizieq siap-siap pulang tapi tiketnya pakai Maskapai Qatar. Nah, sekarang Qatar kan ga boleh masuk ke Arab Saudi jadi tertunda deh," selorohnya.  

Jazuli mengatakan, kalau pun Rizieq harus dipulangkan ke Indonesia untuk menjalani proses hukum, itu sepenuhnya kewenangan aparat untuk mengambil langkah paksa.

"Saya yakin aparat tahu betul dimana beliau tinggal melalui informasi kedutaan dan inteljen kita, dan juga paham efek serta eksesnya yang paling maslahat untuk ketenteraman kehidupan berbangsa dan bernegara," ucap Jazuli.

Polda Metro Jaya sendiri sebelumnya sudah mengajukan red notice sebagai upaya memulangkan Rizieq ke tanah air. Namun pengajuan tersebut ditolak. Polisi hingga saat ini belum menyiapkan upaya lain untuk memulangkan Rizieq.

Baca juga: Pimpinan PKS: Pertemuan dengan Rizieq Tak Direncanakan

Kompas TV Polda Metro Masih Kaji Opsi Untuk Tangkap Rizieq

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com