Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afi: Pancasila Diamalkan Sebagai Kebutuhan, Bukan karena Takut

Kompas.com - 03/06/2017, 04:04 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asa Firda Inayah atau akrab disapa Afi berpendapat bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara tepat. Hal itu membuat banyak orang seringkali bertindak intoleran dan tidak menghormati keberagaman.

Dia mengkritik cara pengamalan Pancasila yang dianggapnya masih berkonsep reward and punishment.

"Konsep reward and punishment itu tidak efektif. Itu kan dasarnya pamrih dan takut. Jadi kita enggak takut kalau enggak ada hukuman," ujar Afi dalam sebuah dialog memperingati hari Lahir Pancasila bertajuk "Apa Kata Milenial Tentang Pancasila?' di kantor DPP Partai Solisaritas Indonesia (PSI), Jakarta Pusat, Jumat (2/6/2017).

Menurut Afi, yang dibutuhkan untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila adalah kesadaran dari masing-masing warga negara. Dengan begitu, Pancasila diimplementasikan sebagai kebutuhan, bukan karena takut atau atas dasar pamrih.

(Baca: Afi: Saya Bisa Marah, Menangis, Takut...)

"Nilai-nilai Pancasila tidak bisa direalisasikan kalau tidak ada kesadaran. Menurut saya harus ada konsep pengamalan yang melampaui konsep reward and punishment," ucap siswi kelas 3 SMA Negeri I Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur itu.

Selain itu, Afi juga mengaku selalu berusaha menyelipkan konsep keberagaman dalam setiap tulisannya. Menurut Afi, hal itu merupakan salah satu cara untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yang dia pahami.

"Saya berusaha menanamkan Pancasila melalui tulisan-tulisan saya. Negara kita memang beragam dan itu adalah suatu kemutlakan. kita harus memiliki sikap toleransi, kita harus memiliki sikap-sikap yang sesuai dengan Pancasila itu sendiri," kata Afi.

Kompas TV Asa Firda Inayah menjelaskan pemahamannya soal mayoritas dan minoritas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com