Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barisan "Super Hero" Dukung KPK Lawan Teror

Kompas.com - 16/04/2017, 12:10 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Teror yang dialami penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mengundang keprihatinan dan beragam simpati. Berbagai aksi dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap teror tersebut.

Salah satunya terlihat dari aksi kawal KPK yang dilakukan "Koalisi Save KPK" saat kegiatan car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (16/4/2017).

Sejumlah orang berkostum super hero beraksi dengan menenteng poster yang berisi dukungan untuk KPK dalam pemberantasan korupsi.

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah orang dari Koalisi Save KPK mengenakan kostum super hero saat menggelar aksi dukungan kepada KPK di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (16/4/2017). Koalisi Save KPK mengecam segala bentuk pelemahan dan intimidasi kepada KPK serta terus mendukung kerja pemberantasan korupsi.

Pantauan di lokasi, karakter super hero yang terlihat yaitu Deadpool, ranger putih dari seri Power Ranger Mighty Morphin, ranger hijau dari seri Power Ranger Samurai, Batman, hingga Deathstroke.

Sejumlah warga pun terlihat berfoto dengan para super hero tersebut.

“Koalisi Save KPK ini mengajak beberapa super hero yang kami sebut guardians of KPK atau penjaga KPK. Pesannya adalah kami warga bangsa Indonesia siap dan serta selalu berada di garis depan ketika ada pihak yang ingin ancam dan ingin lemahkan KPK,” kata peneliti Indonesia Corruption Watch Tibiko Zabar, di lokasi.

(baca: Wadah Pegawai KPK Gelar Doa Bersama untuk Novel Baswedan)

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Sejumlah orang dari Koalisi Save KPK mengenakan kostum super hero saat menggelar aksi dukungan kepada KPK di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (16/4/2017). Koalisi Save KPK mengecam segala bentuk pelemahan dan intimidasi kepada KPK serta terus mendukung kerja pemberantasan korupsi.

(baca: Rentan Diteror, KPK Didorong Bentuk Unit Keamanan seperti SWAT)

Menurut dia, teror terhadap Novel merupakan salah satu bentuk upaya pelemahan terhadap kerja-kerja pemberantasan korupsi. Untuk itu, dia berharap KPK tidak takut dengan adanya ancaman yang datang.

Lebih jauh, Zabar meminta Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Presiden Joko Widodo mengusut tuntas teror yang menimpa Novel. Pasalnya, bukan kali ini saja Novel mendapat teror serupa ketika mengusut kasus korupsi di KPK.

“Sebelumnya, saudara Novel sudah mengalami rentetan teror yang diduga untuk menghambat kerja penyidikan KPK. Sehingga, selain menuntaskan kasus teror Novel, kami juga meminta KPK secara internal membentuk tim khusus yang bertugas mengawal penyidik KPK yang bertugas menanganani perkara, terutama perkara besar,” ujar Zabar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com