Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tak Masalah Kasus HAM Diselesaikan lewat Rekonsiliasi

Kompas.com - 17/02/2017, 15:35 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo tidak mempermasalahkan jika tujuh kasus pelanggaran hak asasi manusia berat pada masa lalu diselesaikan lewat jalur rekonsiliasi atau non-yudisial.

Hal ini disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menanggapi rencana Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto yang akan menempuh jalur rekonsiliasi dalam penyelesaian tragedi Trisakti serta Semanggi I dan II.

"Ya tidak apa-apa kalau ketujuh-tujuhnya mau diselesaikan non-yudisial juga," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/2/2017).

Teten mengatakan, Jokowi memang mempersilakan Wiranto untuk memilih apakah kasus pelanggaran HAM masa lalu diselesaikan lewat rekonsiliasi atau secara yudisial melalui pengadilan HAM Ad-hoc.

"Presiden tidak sampai ke tingkat detail itu (yudisial atau non-yudisial)," ucap Teten.

Hal yang terpenting, lanjut Teten, jalur mana pun yang ditempuh harus dipikirkan dan dikaji secara matang. Para korban pelanggaran HAM juga harus diajak bicara sehingga ada kesamaan pendapat dengan pemerintah.

"Toh saya kira waktu kami dialog dengan teman-teman Komnas HAM, dengan aktivis HAM juga, memang pilihannya kan antara penegakan hukum atau non-hukum," ucap Teten.

Teten menambahkan, pemerintah memang perlu menuntaskan kasus HAM supaya tidak terus terganggu dengan masalah yang terjadi pada masa lalu. Namun, penyelesaian kasus HAM masa lalu bukan berarti harus mencari dan mengadili pelakunya.

"Bukan mengadili pelaku kejahatan HAM-nya, pelakunya, tapi tadi, pencarian kebenaran dan perasaan keadilannya," ucap Teten.

Rencana pemerintah yang akan menyelesaikan tragedi Semanggi I dan II serta Trisakti lewat jalur rekonsiliasi sebelumnya mendapat protes keras dari para aktivis HAM. Rencana ini juga ditentang oleh Maria Katarina Sumarsih yang putranya tewas ditembak dalam tragedi Semanggi I.

Kompas TV Pemerintah Akan Selesaikan Kasus HAM 1965
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com