Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Waspadai Upaya Intimidasi dan Kampanye Hitam Saat Pilkada

Kompas.com - 13/02/2017, 13:37 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian meminta seluruh jajarannya dan pihak penyelenggara pilkada untuk mengawasi potensi kerawanan, seperti intimidasi dan kampanye hitam, jelang pilkada serentak pada 15 Februari 2017.

Tito menuturkan, Polri telah menerima informasi adanya aksi intimidasi dalam bentuk pemaksaan kepada masyarakat untuk memilih pasangan calon tertentu di beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta.

"Hari ini saya minta pada Kapolda, Pangdam, Panwaslu dan KPU, supaya mereka mengeluarkan statement mewaspadai potensi kerawanan," ujar Tito saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2017).

"Contoh, kami dapat info pada 15 Februari akan ada massa yang mengajak ramai-ramai mencoblos paslon tertentu dari tempat ibadah," kata dia.

Tito menuturkan, segala bentuk pemaksaan atau pesan intimidasi merupakan pelanggaran hukum. Kepolisian tidak akan segan menindak siapa pun yang melakukan hal tersebut.

Menurut Tito, kepolisian akan memperkuat penjagaan di setiap tempat pemungutan suara (TPS) untuk mencegah adanya intimidasi oleh kelompok-kelompok tertentu.

Hal tersebut untuk menjamin pemilih bisa bebas menentukan berdasarkan keinginannya sendiri tanpa intimidasi.

"Saya sudah perintahkan kepada Kapolda Metro Jaya untuk perkuat pengamanan TPS dan melakukan tindakan tegas bila ada pelanggaran hukum. Kami ingin agar demokrasi ini dilaksanakan dengan prinsip langsung, umum, bebas dan rahasia," kata Tito.

(Baca juga: Kapolri Berharap Pilkada Tak Sampai Merusak Keutuhan Bangsa)

Selain itu, terkait adanya kampanye hitam, Tito memastikan polisi bersama Panwaslu, akan melakukan penelusuran dan penegakan hukum.

Di sisi lain dia juga meminta masyarakat tidak mudah memercayai segala informasi yang beredar tanpa adanya verifikasi. Menurut dia, intensitas penyebaran berita hoax dan fitnah semakin meningkat jelang masa pencoblosan.

"Masyarakat jangan mudah untuk mencerna apa yang ada di media. Tolong lihat betul, klarifikasi, tabayyun, dari sumber-sumber lain benar atau tidak. Tapi prinsipnya sekali lagi, kita kembalikan untuk pihak paslon yang sekarang berkompetisi, silakan berkompetisi secara sehat," ucap Tito.

(Baca juga: Kapolri Akui Terjadi Polarisasi di Masyarakat Jelang Pilkada)

Sementara dari segi pengamanan, kata Tito, jumlah personel Polri yang akan dikerahkan mencapai 430.000 orang di 101 daerah.

Fokus pengamanan ditujukan pada daerah-daerah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi seperti Jakarta, Papua Barat, Aceh, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Banten.

Kompas TV Sejumlah persiapan terus dilakukan Komisi Pemilihan Umum untuk menyukseskan penyelenggaraan Pilkada Serentak tahun 2017. Seperti yang dilakukan oleh KPU Jakarta Barat. Salah satunya dengan membentangkan spanduk berisi ajakan untuk datang ke TPS. Selain itu, mereka juga membagikan stiker dan pin sebagai bentuk sosialisasi langsung kepada masyarakat menjelang hari pemungutan suara. Hal ini sebagai salah satu cara KPU untuk menekan angka golput yang masih tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Nasional
Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Nasional
KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

Nasional
Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Nasional
KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Nasional
Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Nasional
Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasional
Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Nasional
[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

Nasional
Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Mengaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Mengaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com