Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tiga Kejanggalan Dugaan Penyelundupan Senjata di Sudan

Kompas.com - 27/01/2017, 08:58 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sedikitnya, ada tiga kejanggalan terkait insiden dugaan upaya penyelundupan senjata dari Sudan ke Indonesia. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin seusai rapat kerja tertutup dengan Menteri Pertahanan, Panglima TNI, Menteri Luar Negeri, dan Badan Intelijen Negara (BIN), Kamis (26/1/2017) malam.

Pertama, pasukan dari Indonesia melewati x-ray Bandara El Fasher, Sudan saat 10 koper isi senjata sudah tergeletak terlebih dahulu.

"Pengerahan pasukan seperti itu dalam UN mission harus ada kalau ranselnya warna apa, dikasih lambang apa, dan sebagainya. Yang ini tidak diakui," ujar Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.

Kedua, penyelundupan senjata api dalam pesawat dianggap bukan hal biasa, mengerikan, dan aneh. Ketiga, kondisi senjata dinilai terlalu jelek jika dikatakan sebagai senjata Indonesia.

(Baca: Usut Tuduhan Penyelundupan Senjata, Indonesia dan Sudan Investigasi Gabungan)

"Senjata bekas, jelek-jelek. Lebih bagus tempat kita. Kenapa harus begitu. Ada sesuatu yang harus kita gali," kata dia.

Ia pun berharap, insiden ini dapat segera mendapat kejelasan dan titik terang.

"Sekarang duta besar, Mabes Polri sudah meminta akses dan Insya Allah malam ini sudah melakukan investigasi," sambung Hasanuddin.

(Baca: Polri Tegaskan Koper Isi Senjata di Sudan Bukan Milik Rombongan RI)

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto menjelaskan, awalnya Formed Police Unit ke-8 yang telah menyelesaikan masa tugasnya hendak pulang ke Indonesia.

Mereka terbang dari salah satu bandar udara di Sudan. FPU Indonesia membawa barang-barang dalam koper seragam dan diberi label Indonesia.

Masing-masing koper juga diberi nama beserta pangkat. Setibanya di bandara, tas dikumpulkan dan bisa jadi tercampur dengan tas rombongan lain.

Saat dilakukan pemeriksaan X-ray awalnya tidak ada masalah. Namun, di tengah pemeriksaan, petugas bandara menunjuk tas yang cirinya berbeda dengan milik Indonesia. Tidak ada label Indonesia maupun tanda nama.

Petugas itu kemudian bertanya apakah tas itu milik rombongan Indonesia.

"Dijawab tidak tahu dan itu bukan milik kami," kata Rikwanto. Saat melewati pemeriksaan, diketahui tas itu berisi senjata. Kemudian rombongan Indonesia dicurigai hendak menyelundupkan senjata.

"Sampai saat ini dari tim kontingen FPU 8 tidak mengetahui tas dari mana, punya siapa, dan kenapa ada di situ," kata Rikwanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com