Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Curigai Munculnya Dugaan Penyelundupan Senjata di Sudan

Kompas.com - 24/01/2017, 18:54 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto merasa ada yang aneh dari peristiwa dugaan upaya penyelundupan senjata dari Sudan ke Indonesia.

Peristiwa terungkapnya dugaan penyelundupan itu, menurut dia, cukup mencurigakan.

"Pada saat di lapangan terbang, ada satu peti lain, bentuknya lain, capnya lain, setelah diperiksa isinya senjata. Ya kita tidak mengakui itu," ujar Wiranto di Kompleks Istana Presiden pada Selasa (24/1/2017).

"Tidak tahu siapa yang menaruh di situ. Saya kira ini ada sesuatu yang harus diselesaikan dengan baik. Ini menyangkut martabat bangsa," kata dia.

Namun, Wiranto meminta persoalan itu tidak perlu dibesar-besarkan.

"Kita jangan meributkan ini. Ini masalah yang biasa di dunia internasional," ujar Wiranto.

Wiranto melanjutkan, yang penting,Polri dan TNI sama-sama sudah membantah kepemilikan senjata-senjata api itu. Apalagi, Polri sudah memberangkatkan tim investigasi ke Sudan demi mengusut perkara itu.

(Baca juga: Rombongan Polisi Indonesia Tertahan, Polri Kirim Personel ke Sudan)

Tim juga akan berkolaborasi dengan kepolisian Sudan demi mengungkap kepemilikan senjata-senjata asal Rusia itu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto menjelaskan, awalnya Formed Police Unit ke-8 yang telah menyelesaikan masa tugasnya hendak pulang ke Indonesia.

Mereka terbang dari salah satu bandar udara di Sudan. FPU Indonesia membawa barang-barang dalam koper seragam dan diberi label Indonesia. Masing-masing koper juga diberi nama beserta pangkat.

Setibanya di bandara, tas dikumpulkan dan bisa jadi tercampur dengan tas rombongan lain. Saat dilakukan pemeriksaan X-ray awalnya tidak ada masalah.

Namun, di tengah pemeriksaan, petugas bandara menunjuk tas yang cirinya berbeda dengan milik Indonesia. Tidak ada label Indonesia maupun tanda nama.

Petugas itu kemudian bertanya apakah tas itu milik rombongan Indonesia.

"Dijawab tidak tahu dan itu bukan milik kami," kata Rikwanto.

(Baca: Polri Tegaskan Koper Isi Senjata di Sudan Bukan Milik Rombongan RI)

Saat melewati pemeriksaan, diketahui tas itu berisi senjata. Kemudian rombongan Indonesia dicurigai hendak menyelundupkan senjata.

"Sampai saat ini dari tim kontingen FPU 8 tidak mengetahui tas dari mana, punya siapa, dan kenapa ada di situ," kata Rikwanto.

Kompas TV TNI Bantah Ada Anggotanya Selundupkan Senjata di Sudan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com