Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Kepala Daerah Korupsi, KPK Ingin Ada Penguatan Inspektorat

Kompas.com - 10/01/2017, 08:18 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berdiri, lebih dari 60 kepala daerah ditetapkan sebagai tersangka oleh lembaga antirasuah tersebut.

Banyaknya kepala daerah terjerat korupsi dinilai karena lemahnya pengawasan internal (inspektorat) di setiap daerah.

"Banyaknya kepala daerah terlibat korupsi hampir dipastikan karena peran inspektorat tidak berfungsi dengan baik," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, di Gedung KPK Jakarta, Senin (9/1/2017).

Menurut Alex, akibat pengawasan yang lemah, kepala daerah dapat dengan leluasa mengatur proyek dan anggaran di daerah.

Hal tersebut membuat celah korupsi dapat lebih mudah dimanfaatkan.

Contoh lain, seperti yang terjadi di Klaten, Jawa Tengah. Akibat pengawasan yang lemah, kepala daerah dapat mengatur sistem rekrutmen pejabat menggunakan suap.

Kepala daerah mengabaikan sistem perekrutan yang seharusnya mengedepankan kompetensi dan integritas.

Salah satu usulan KPK untuk penguatan inspektorat adalah perubahan struktur.

Sebaiknya, secara struktur inspektorat tidak berada di bawah kepala daerah yang diawasi.

Sebagai contoh, inspektorat di kabupaten atau kota bertanggung jawab kepada gubernur, bukan di bawah bupati atau wali kota.

"Usulan itu pernah disampaikan kepada Presiden dan Ibu Menteri Keuangan, tapi perlu perombakan struktur kelembagaan yang signifikan untuk mengimplementasikannya," ujar Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU MK Disepakati Dibawa ke Paripurna: Ditolak di Era Mahfud, Disetujui di Era Hadi

Revisi UU MK Disepakati Dibawa ke Paripurna: Ditolak di Era Mahfud, Disetujui di Era Hadi

Nasional
BMKG: Hujan Lebat Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi sampai Sepekan ke Depan

BMKG: Hujan Lebat Pemicu Banjir Lahar di Sumbar Diprediksi sampai Sepekan ke Depan

Nasional
Segini Harta Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi yang Dicopot dari Jabatannya

Segini Harta Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi yang Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Pemerintah Disebut Setuju Revisi UU MK Dibawa ke Rapat Paripurna untuk Disahkan

Pemerintah Disebut Setuju Revisi UU MK Dibawa ke Rapat Paripurna untuk Disahkan

Nasional
Hari Ketiga di Sultra, Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro dan Bagikan Bansos Beras

Hari Ketiga di Sultra, Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro dan Bagikan Bansos Beras

Nasional
Ketua Dewas KPK Sebut Laporan Ghufron ke Albertina Mengada-ada

Ketua Dewas KPK Sebut Laporan Ghufron ke Albertina Mengada-ada

Nasional
Revisi UU MK yang Kontroversial, Dibahas Diam-diam padahal Dinilai Hanya Rugikan Hakim

Revisi UU MK yang Kontroversial, Dibahas Diam-diam padahal Dinilai Hanya Rugikan Hakim

Nasional
MK Akan Tentukan Lagi Status Anwar Usman dalam Penanganan Sengketa Pileg

MK Akan Tentukan Lagi Status Anwar Usman dalam Penanganan Sengketa Pileg

Nasional
Sidang Putusan Praperadilan Panji Gumilang Digelar Hari Ini

Sidang Putusan Praperadilan Panji Gumilang Digelar Hari Ini

Nasional
Mati Suri Calon Nonpartai di Pilkada: Jadwal Tak Bersahabat, Syaratnya Rumit Pula

Mati Suri Calon Nonpartai di Pilkada: Jadwal Tak Bersahabat, Syaratnya Rumit Pula

Nasional
Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Nasional
PKB Mulai Uji Kelayakan dan Kepatutan Bakal Calon Kepala Daerah

PKB Mulai Uji Kelayakan dan Kepatutan Bakal Calon Kepala Daerah

Nasional
SYL Mengaku Tak Pernah Dengar Kementan Bayar untuk Dapat Opini WTP BPK

SYL Mengaku Tak Pernah Dengar Kementan Bayar untuk Dapat Opini WTP BPK

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Lembaga Penyiaran Berlangganan Punya 6 Kewajiban

Draf RUU Penyiaran: Lembaga Penyiaran Berlangganan Punya 6 Kewajiban

Nasional
Draf RUU Penyiaran Wajibkan Penyelenggara Siaran Asing Buat Perseroan

Draf RUU Penyiaran Wajibkan Penyelenggara Siaran Asing Buat Perseroan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com