Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metode Pelaksanaan Ujian Nasional Dinilai Perlu Disempurnakan

Kompas.com - 09/12/2016, 18:11 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Komisi X DPR Dadang Rusdiana setuju ujian nasional tetap digelar. Namun, metodenya perlu dievaluasi.

Menurut Dadang, ujian nasional tidak boleh menjadi satu-satunya penentu kelulusan siswa.

“Mode soalnya yang harus disempurnakan. Model soal pilihan berganda kan hanya membuat anak tidak kreatif,” kata Dadang saat dihubungi, Jumat (9/12/2016).

Dadang mendukung langkah pemerintah yang membatalkan gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, untuk memoratorium pelaksanaan ujian nasional.

(Baca: Pimpinan Komisi X Sesalkan Pembatalan Moratorium Ujian Nasional)

Sejak awal, Komisi X juga telah memperingatkan Mendikbud agar berhati-hati dalam melempar wacana ke publik. Terlebih jika gagasan yang dilontarkan itu belum matang di internal eksekutif.

“Kita minta Mendikbud melakukan kajian agar ketika UN berubah menjadi Ujian Sekolah, tetap ada evaluasi yang bersifat nasional. Kalaupun bukan dalam bentuk ujian nasional, paling tidak balitbang melakukan pemetaan secara nasional,” ujarnya.

Ia menambahkan, pelaksanaan ujian nasional yang relatif singkat memang membuat banyak siswa tertekan ketika mempersiapkannya. Untuk itu, perlu ada komponen lain yang dapat dijadikan sebagai alat penentu kelulusan peserta didik.

“Ya, kalau kelulusan harus mengakumulasikan seluruh nilai dari kelas 1 sampai kelas akhir, teori dan praktek. Kelulusan harus melingkupi aspek pengetahuan, sikap dan jaga keterampilan,” kata dia.

“Masa menentukan kelulusan selama belajar tiga tahun ditentukan oleh sekitar enam pelajaran dalam waktu tiga hari? Kan tidak fair,” lanjut dia.

Usulan moratorium ujian nasional yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, tidak disetujui.

Keputusan itu diambil dalam sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Rabu (7/12/2016) pagi.

(Baca: Usulan Moratorium Ujian Nasional Ditolak)

“Ya, hasilnya usulan moratorium itu tidak disetujui, tapi disuruh kaji ulang,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres, Rabu.

Wapres mengatakan, untuk meningkatkan mutu pendidikan serta pemerataan kualitas pendidikan dibutuhkan banyak upaya.

Kompas TV Ujian Nasional Dihapus?

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com