Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Ada Sanksi untuk Ruhut, Ketegasan Partai Demokrat Dipertanyakan

Kompas.com - 05/10/2016, 16:00 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul masuk ke dalam daftar tim pemenangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.

Dalam daftar tersebut, Ruhut menjadi salah satu juru bicara untuk tim pemenangan Ahok-Djarot. Padahal, partainya sudah menentukan pilihan untuk mengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, langkah Ruhut menjadi juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot dinilai karena lemahnya karisma Partai Demokrat di mata kadernya.

"Memang dalam dunia demokrasi ini hal biasa dan karena karisma Partai Demokrat yang mungkin dipandang Ruhut lemah," ujar Hendri ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (5/9/2016).

 

(Baca: Tak Dipecat dari Demokrat, Ruhut Jadi Orang Titipan SBY di Kubu Ahok-Djarot?)

Hendri menuturkan, Demokrat belum mampu menegaskan sikap yang diambil partai kepada kader-kadernya. Alhasil, kader Demokrat seperti Ruhut dan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman membelot dari keputusan partai.

"Bila Demokrat tegas pasti baik Ruhut maupun Hayono Isman tidak akan bertindak seperti ini," ucap Hendri.

Menurut Hendri, Demokrat perlu mempertimbangkan sanksi bagi kader-kader yang membelot terhadap keputusan partai. Jika masalah ini terus didiamkan, lanjut Hendri, bukan tidak mungkin sikap Ruhut akan diikuti kader lainnya.

"Tapi yang harus dipertimbangkan Demokrat adalah sisi karisma partai di mata rakyat dan pemilihnya bila mendiamkan isu Ruhut ini. Karena bisa saja langkah ruhut diikuti tokoh Demokrat lain di daerah selain Jakarta," kata Hendri.

 

(Baca: Alasan Tim Pemenangan Ahok-Djarot Pilih Ruhut Sitompul Jadi Jubir)

Kendati perlu diberi sanksi, Hendri menilai pemecatan bukan keputusan yang tepat. Pemecatan, lanjut Hendri, bisa menjadi bumerang bagi Demokrat sebab hanya menaikkan popularitas Ruhut.

"Minimal teguran keras, tapi saya rasa tidak akan sampai ke pemecatan. Karena bila sekarang dipecat, maka nama Ruhut akan menjulang karena dianggap dizalimi," ujar Hendri.

Hendri mengusulkan, sanksi pemecatan dilakukan ketika kondisi politik lebih tenang, yakni jika Pilkada DKI 2017 telah berakhir.

"Bila mau dipecat sebaiknya nanti saat kondisi politik lebih tenang dan adem," ucap Hendri.

Kompas TV Ruhut Sitompul Jadi Jubir Tim Sukses Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com