Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Wakil Ketua KPK: Semestinya Pemerintah Menyubsidi Penerbit Buku

Kompas.com - 28/09/2016, 20:07 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menilai keberadaan buku menjadi sangat penting bagi peradaban manusia. Hal ini karena buku merupakan sumber ilmu. Jika dibaca, intelektualitas manusia akan lebih berkembang dari sebelumnya.

Hal itu disampaikan Bambang saat memberikan sambutan dalam acara Indonesia International Book Fair yang diselenggarakan di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2016).

Menurut dia, maju atau tidaknya peradaban bisa dilihat dari budaya membaca, dari buku-buku keilmuan yang dihasilkan, dan dari sejauh mana substansi ilmu sebuah buku diserap oleh masyarakat di dalamnya.

"Bangsa yang dahsyat muncul dari gerakan sivilisasi di mana peradaban itu diletakkan pada kemampuannya menulis buku dan memperbesar, memperluas orang-orang yang membaca buku," ujar Bambang.

Seperti yang dikatakan sastrawan Pramoedya Ananta Toer, kata Bambang, buku-buku merupakan jendela manusia menatap dunia.

"Kalau engkau ingin mengenal dunia, bacalah buku. Tapi kalau engkau ingin dikenal dunia, tulislah buku," kata Bambang mengutip Pramoedya.

Menurut Bambang, Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan dalam memajukan peradabannya. Sebab, minat membaca masyarakat serta produksi buku-buku yang dihasilkan sangat minim. Meskipun demikian, persoalan itu harus dilihat secara positif. Tantangan tersebut, kata Bambang, harus dijawab.

"Ini adalah bagian dari tanggung jawab kita semua, termasuk para penerbit buku," kata dia.

Di sisi lain, lanjut dia, pemerintah juga harus berperan aktif.

"Semestinya pemerintah menurunkan harga buku dan memberikan subsidi supaya dana pendidikan yang 20 persen itu sebagian dialokasikan untuk kepentingan penerbit (menerbitkan buku)," kata dia.

Bambang berharap kegiatan serupa Indonesia International Book Fair akan semakin banyak. Sebab, dengan pergelaran acara seperti ini, kesadaran masyarakat terkait pentingnya buku-buku akan tergugah.

"Melalui forum ini, kita ingin mengapitalisasi gerakan literasi untuk antikorupsi dengan cara menulis dan membuat buku," kata dia.

Indonesia Internasional Book Fair diselenggarakan sejak 28 September hingga 2 Oktober 2016. Acara ini sebagai salah satu upaya KPK menyosialisasikan pencegahan korupsi.

KPK bekerja sama dengan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) guna mendorong sejumlah penerbit untuk menerbitkan buku-buku bertema antikorupsi. Puluhan stan penerbit buku yang berasal dari dalam dan luar negeri memamerkan koleksinya untuk dijual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com