Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akui Adanya Ketimpangan Pembangunan di Daerah Perbatasan

Kompas.com - 21/09/2016, 14:00 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, saat ini Pemerintah sedang mengupayakan percepatan pembangunan di daerah perbatasan.

Menurut dia, Pemerintah menyadari bahwa setelah 71 tahun pembangunan berjalan, masih terjadi ketimpangan antara daerah di pusat dan di pinggiran.

"Saya sampaikan tadi pemerintah sedang mempercepat pembangunan di daerah perbatasan, karena memang masih ada ketimpangan," ujar Wiranto saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Pengelolaan Perbatasan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (21/09/2016).

Wiranto menjelaskan, ketimpangan pembangunan di daerah menimbulkan berbagai macam masalah di perbatasan. Mulai dari persoalan illegal logging, illegal fishing, perdagangan manusia dan penyelundupan narkoba.

"Di perbatasan banyak masalah, di sana menjadi pintu masuk dari berbagai tindak kejahatan. Oleh karena itu, keputusan untuk membangun daerah pinggiran sudah tepat," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengakui upaya pembangunan perbatasan memang terlambat dilakukan sejak Indonesia merdeka 71 tahun yang lalu.

Dia juga mengatakan, ada banyak permasalahan di daerah perbatasan yang saat ini sedang diselesaikan Pemerintah.

Menurut dia, ada 39 jalur ilegal di perbatasan yang menjadi akses penyelundupan narkoba, barang ilegal dan menjadi pintu masuk bagi orang-orang asing tanpa izin.

"Atambua itu menjadi masuknya penyelundupan narkoba, barang-barang bekas. Di Kepulauan Riau, termasuk Sebatik dan Entikong menjadi pintu masuknya warga negara asing yang berjihad di Indonesia. Mereka tidak mampu jihad ke Suriah maka jihadnya ke Indonesia melalui jalur-jalur itu," kata Tjahjo.

Terkait upaya Pemerintah mempercepat pembangunan di perbatasan, baik Wiranto maupun Tjahjo, mengharapkan ada keterpaduan atau sinergi antarkementerian dan lembaga terkait untuk mengimplementasikan program tersebut.

Sinergitas tersebut, kata Wiranto, harus terjalin antara Pemerintah Pusat, Badan Nasional Pengelola Perbatasan dan Pemerintah Daerah, mengingat saat ini Pemerintah sudah mencanangkan Gerakan Pembangunan Terpadu Daerah Perbatasan (Gerbang Dutas).

Apalagi setelah ada kebijakan pencabutan peraturan daerah yang menghambat pembangunan, Wiranto optismistis percepatan bisa dilakukan.

"Dalam rangka optimalisasi dan mempercepat pembangunan, Gerbang Dutas (Gerakan Pembangunan Terpadu Daerah Perbatasan) jangan hanya jadi slogan tapi aksi nyata. Aksi itu harus terpadu," kata Wiranto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com