Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Napi Narkoba, Pemerintah Disarankan Bentuk Komisi Disuasi

Kompas.com - 07/09/2016, 23:07 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Nova Rianti Yusuf mengatakan pemerintah dapat membentuk Komisi Disuasi untuk melakukan penilaian terhadap penyalahgunaan narkotika. Kata dia, hal itu dapat dipelajari dari Portugal.

"Komisi disuasi ditunjuk berdasarkan UU Narkotika yang mana hasil reformsi kebijakan narkotika di Portugal. Penyalahgunaan narkotika untuk masuk ke rehabilitasi," kata Nova dalam suatu diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (7/9/2016).

Nova mengkhawatirkan pasal 127 ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam pasal itu disebutkan penyalahgunaan narkotika dapat dibuktikan untuk menjalani rehabilitasi medis dan sosial.

"Apakah mudah buktikan penyalahgunaan dan siapa yang buktikan? Siapa yang punya kewenangan? Harus ada institusi secara nasional," ucap Nova.

(Baca: Kapasitas Lapas Berlebih, BNN Mulai Fokus Rehabilitasi Napi Narkoba)

Nova menjelaskan, Komisi Disuasi bertugas memberikan penilaian jika terdapat masyarakat yang tertangkap akibat menggunakan narkotika.

Komisi Disuasi, lanjut Nova, terdiri dari berbagai elemen seperti Badan Narkotika Nasional (BNN), Kepolisian, psikolog, dokter.

"Kalau ada yang ketangkap, sama polisi dilempar ke Komisi Disuasi. Mereka berikan penilaian apakah rehab atau tidak. Bahkan rehab bsia ditawari waktu di portugal. Dia ketangkep di wilayah A, KTP dia B, dia boleh di balikin ke B. Tidak di proses di A. Maksimal sehari nginep di A," ujar Nova.

Menurut Nova, pembentukan Komisi Disuasi dapat mencegah kepasitaa berlebih lapas yang kini menjadi salah satu masalah yang sedang dihadapi Kementerian Hukum dan HAM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com