Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AD Siapkan Dua Batalyon untuk Melanjutkan Operasi Tinombala

Kompas.com - 10/08/2016, 14:56 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angakatan Darat (KASAD) Jenderal Mulyono mengatakan bahwa TNI AD sudah menyiapkan dua batalyon pasukan untuk mengganti pasukan yang saat ini bertugas dalam Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah.

Mulyono mengatakan, dua batalyon pasukan tersebut siap diberangkatkan apabila sudah ada perintah dari panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Saya sudah melatih beberapa ribu pasukan, sekitar dua batalyon. Nanti jika ada perintah dari Panglima TNI untuk berangkat, saya tinggal berangkatkan. Sudah siap semua," ujar Mulyono saat ditemui usai menghadiri acara peluncuran buku "Pengabdian Prajurit Kartika", di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016).

(Baca: Polda Jatim Berangkatkan 106 Pasukan Brimob untuk Bantu Operasi Tinombala)

Mulyono menuturkan saat ini, Operasi Tinombala masih akan terus dilakukan hingga batas akhir pada 8 September 2016. Namun, operasi tersebut akan terus dilakukan sampai sisa kelompok Santoso menyerahkan diri.

Menurutd dia, ada beberapa jenis operasi yang berlangsung di sana, tidak hanya operasi militer, tetapi juga operasi teritorial.

"Kita enggak hanya untuk operasi di hutan saja. Tetapi juga menghimbau mereka untuk turun dan menyerah. Kami juga melakukan soft approach," ungkap dia.

(Baca: Insiden Salah Tembak, Anggota Satgas Tinombala Diperiksa Propam)

Sebelumnya, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siane Indriana mengapresiasi sikap Kepolisian RI (Polri) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang mendukung upaya sinergitas Tim Evaluasi Penanganan Terorisme (Tim 13) dalam penanganan sisa anggota kelompok Santoso di Poso.

Siane mengatakan bahwa Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah menyetujui upaya Tim 13 dalam membujuk sisa anggota kelompok Santoso yang masih berada di Hutan agar menyerahkan diri.

Hal tersebut dilakukan agar penyelesaian terorisme di Poso bisa dilakukan secara komprehensif dan tidak menimbulkan kekerasan seperti kontak senjata.

(Baca: Operasi Tinombala Dilanjutkan hingga Semua Anak Buah Santoso Tak Bersisa)

"Tadi pagi kami bertemu dengan Kapolri, beliau menyatakan dukungannya bahwa kami akan membantu DPO turun menyerahkan diri. BNPT juga akan minta masukan dan utamakan tindakan persuasif. Kami apresiasi atas perubahan sikap ini," ujar Siane saat memberikan keterangan di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/8/2016).

Siane menjelaskan, peristiwa yang terjadi di Poso tidak lepas dari konflik masa lalu yang menimbulkan perlakuan tidak adil di masyarakat. Oleh sebab itu, menurutnya, penanganan terorisme di Poso tidak bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan kekerasan atau operasi militer.

(Baca: Satgas Tinombala Temukan Senapan SS2-V2 Milik Santoso yang Ditinggal Istrinya)

Dia pun berharap aparat menjadi lebih persuasif dalam melakukan operasi Tinombala yang saat ini masih berjalan. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan kondisi yang kondusif supaya anggota kelompok Santoso mau menyerahkan diri dengan nyaman dan sukarela.

Selain itu, dia pun mengingatkan agar Pemerintah menepati janji terkait pemberian amnesti dan abolisi kepada sisa pengikut Santoso yang menyerahkan diri.

"Kami juga berharap operasi tinombala lenih persuasif. Masyarakat Poso yang jadi pengikut Santoso juga sudah minta amnesti selama ini," ungkap dia.

Kompas TV 741 Brimob Akan Disebar di 4 Wilayah Poso
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com