Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Serius Tanamkan Ajaran Islam Inklusif dan 'Rahmatan Lil Alamin'

Kompas.com - 05/07/2016, 21:11 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan bahwa teroris berkedok agama memang sudah ada.

Karena itu, ia mendorong pemerintah untuk lebih berkosentrasi mengedukasi masyarakat akan pemahaman Islam yang rahmatan lil 'alamin.

"Ini peringatan dini pemerintah untuk serius menanamkan pemahaman nilai-nilai agama Islam yang inklusif dan berbasis 'rahmatan lil alamin'," ujar Nusron dalam keterangan persnya, Selasa (5/7/2016).

Menurut dia, telah terjadi penyimpangan terhadap ajaran Islam oleh para teroris itu. Hal tersebut berimbas pada kejadian bom bunuh diri belakangan ini.

"Ini ada pemahaman yang salah tentang agama Islam. Yang dipahami sebagian kecil umat Islam Indonesia hanya luarnya saja. Kalau pemerintah diam saja, maka akan merusak citra Islam di Indonesia dan berbahaya bagi masa depan NKRI," kata Nusron.

(baca: Setya Novanto: Tunjukkan kepada Pengecut Teroris, Kita Tidak Gentar!)

Menurut Nusron, pemahaman akan imbalan mati syahid bisa menjadi pemicunya. Karena negara yang memang sudah mempunyai landasan hukum pun dilawannya dengan mengatasnamakan agama.

"Ini menandakan ini salah paham. Kita dimusuhi, bahkan negara yang sah ini, apalagi kantor Polisi dimusuhi," kata dia.

Nusron menyatakan, Partai Golkar sebagai kekuatan politik terbesar kedua di Indonesia tidak sekadar mengutuk kejadian. Namun, juga menekankan imbauan bahaya terorisme yang berkembang atas nama agama.

(baca: Fahri Hamzah: Rentetan Bom Menyakiti Perasaan Umat Islam)

Nusron menambahkan, Golkar mengajak seluruh komponen masyarakat yang moderat memerangi ajaran tersebut dan tidak memberikan tempat bagi ajaran ini di lingkungannya.

"Ini internalisasi Pancasila dan UUD 1945. Lembaga pemerintah seperti Kementerian Agama, BNPT, Kemdikbud harus lebih kuat melakuklan penetrasi ke kampus dan ke organisasi anak muda," kata salah satu ketua PBNU itu.

Teror bom bunuh diri terjadi di Markas Polresta Surakarta, Selasa pukul 07.30 WIB. Awalnya, pelaku yang menggunakan sepeda motor berpelat nomor AD 6136 HM masuk ke halaman Mapolresta.

Anggota polisi kemudian mencegatnya dan menanyakan apa keperluan pelaku. Namun, sebelum sempat menjawab, pelaku melarikan diri sehingga dikejar.

Pelaku kemudian meledakkan diri di dekat kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di Mapolresta Surakarta. Pelaku pun tewas seketika.

(baca: Masih Jadi Target Teroris, Polri Perketat Pengamanan di Kantor Kepolisian)

Sementara itu, seorang anggota polisi bernama Brigadir Bambang Adi yang berjaga di SPKT mengalami luka ringan di bagian mata sebelah kiri dan badan bagian kanan akibat luka bakar.

Polisi menduga pelaku bom bunuh diri adalah Nur Rohman, tetapi perlu dilakukan tes deoxyribonucleic acid (DNA) untuk memastikan.

Kompas TV Kapolri: Pelaku Niat Melakukan Bunuh Diri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com