Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
F.X. Lilik Dwi Mardjianto
Ketua Program Studi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara

pengagum jurnalisme | penikmat sastra | pecandu tawa riang keluarga

Liputan Pekerja Migran, Sebuah Tantangan untuk Pers Indonesia

Kompas.com - 14/06/2016, 08:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Seminar tentang migrasi manusia diselenggarakan di Nusa Tenggara Timur pertengahan bulan ini, tepatnya 14 Juni 2016. “Perbudakan Modern” adalah salah satu frasa yang muncul dalam rumusan tema seminar itu. Sepintas, pilihan frasa itu cukup mengerikan.

Tema lengkap dari seminar itu adalah “Pentingnya Informasi Migrasi Aman, Bahaya Trafficking, dan Perbudakan Modern”.

Beberapa orang tampil sebagai pembicara, antara lain Melanie Subono (aktris dan Duta Antiperbudakan Modern), Dinna Wisnu (Komisioner ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights/AICHR), dan Anis Hidayah (Direktur Eksekutif Migrant CARE).         

Menurut saya, ada dua  hal yang menarik dari seminar tersebut. Pertama, tempat pelaksanaanya adalah NTT. Sepertinya, memilih NTT bukanlah tanpa alasan. Wilayah ini adalah salah satu sumber tenaga kerja migran.

Kedua, salah satu fokus seminar itu adalah membicarakan informasi aman tentang migrasi manusia. Saya menduga, hal ini paling tidak akan berkaitan dengan pemberitaan mengenai mengenai migrasi, termasuk pekerja migran.

Kamus migrasi

Keterlibatan komisi lintas-negara ASEAN yang menangani hak asasi manusia (AICHR) di dalam seminar di NTT itu membawa ingatan saya menuju kegiatan yang terjadi hampir satu tahun yang lalu.

Saat itu, di penghujung Juli 2015, saya dan beberapa wartawan serta akademisi dari beberapa negara ASEAN berkumpul di Bangkok, Thailand. AICHR adalah pemrakarsa pertemuan itu.

Kami membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan jurnalisme dan HAM di sana. Hal yang dibahas di NTT tahun ini, juga sudah muncul di Bangkok saat itu, yaitu pedoman pemberitaan migrasi.

Menurut saya, membahas hal itu sekarang sangatlah relevan bagi Indonesia. Alasannya jelas. Pertama, negara kita adalah salah satu negara asal pekerja migran di kawasan ASEAN. Kedua, pemberitaan mengenai pekerja migran oleh media di Indonesia masih belum terlalu sensitif terhadap hak-hak pekerja.

Salah satu sesi di dalam forum di Bangkok saat itu dirancang untuk membahas inisiatif International Labour Organization (ILO). Organisasi PBB yang bergerak dalam advokasi para pekerja itu telah membuat semacam panduan bagi wartawan yang meliput dan melaporkan migrasi.

Menurut ILO, citra buruk dan negatif terhadap pekerja migran tidak bisa dilepaskan dari penggunaan bahasa atau istilah oleh pers. Dalam situasi yang lebih serius, pers sangat mungkin disalahkan jika materi pemberitaan mereka dianggap tidak sensitif, atau bahkan diskriminatif, terhadap pekerja migran.

Berdasarkan hal tersebut, ILO dan berbagai organisasi yang berafiliasi seperti United Nations Alliance Of Civilizations (UNAOC) dan Panos Europe Institute (IPE) telah menyusun daftar kata yang berkaitan dengan migrasi dalam sebuah publikasi berjudul “Media-Friendly Glossary on Migration”.

Publikasi 36 halaman ini berisi sejumlah kata yang mereka anggap “aman” dan tidak mengandung nuansa diskriminatif.

Semua istilah di dalam daftar ini tertulis dalam bahasa Inggris. Namun, ada beberapa istilah yang relevan bagi Indonesia, terutama karena berkaitan dengan pekerja migran dan sering muncul di dalam pemberitaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Nasional
Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Nasional
Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Nasional
Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Nasional
Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Nasional
Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Nasional
Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Nasional
Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Nasional
Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com