JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar duka menyelimuti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Salah seorang politisi PDI-P, Mangara Siahaan, wafat pada Jumat (3/6/2016).
Carter Siahaan, anak bungsu Mangara dari empat bersaudara, mengatakan bahwa ayahnya mengidap anemia sejak Januari 2016. Sejak saat itu, Mangara keluar masuk Rumah Sakit Siloam di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
"Memang intinya menguras darah merah sama trombosit memang berkurang, mungkin kelainan darah. Medisnya saya lupa apa," kata Dadek, sapaan Carter, saat ditemui di kantor DPP PDI-P, Jakarta, Jumat (3/6/2016).
Mangara tak lama berada di rumah sakit. Seminggu sampai 14 hari sejak Januari, ia melakukan transfusi darah.
Pada Rabu (25/5/2016), Mangara keluar dari rumah sakit dan tiba di rumah pada siang harinya. Saat itu, Dadek merasa ayahnya tidak sepeti biasanya, yang segar kembali setelah transfusi darah.
"Nah, Rabu itu pulang kondisinya saya lihat kurang bagus. Malam harinya badannya panas," kata Dadek.
Dadek khawatir terhadap kondisi ayahnya. Pada Kamis (26/5/2016), sehari penuh Mangara tak mau makan. Jumat dini hari, Mangara menolak dibawa ke rumah sakit.
"Jumat pagi-pagi ayah pendarahan. Ketika sudah pendarahan sudah harus dibawa ke rumah sakit kata dokter," tutur Dadek.
Setelah shalat Jumat, Dadek memanggil ambulans. Sejak saat itu, sampai Kamis (2/6/2016), kondisi Mangara terus melemah walau telah melakukan transfusi darah.
Pada Jumat (3/6/2016) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB-02.00 WIB, dokter berkata kepada Dadek bahwa lebih baik ayahnya dibawa ke ICU karena kondisi pernapasannya yang sesak.
Menurut Dadek, dokter mengira sesaknya pernapasan merupakan efek dari penyakit yang menyerang imunitas tubuh.
"Pukul 04.00 WIB Bapak drop sekali. Nah, di situlah beliau mengembuskan napas terakhirnya. Dinyatakan sudah tidak ada. Prosesnya bisa dibilang singkat tak singkat," kata Dadek.
Dadek mengatakan, dia belum mengetahui kapan Mangara akan dimakamkan. Dia masih menunggu rapat keluarga besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.