Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tak Perlu Takut Beda Pilihan Calon Kapolri dengan PDI-P

Kompas.com - 25/05/2016, 21:50 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Ramlan Surbakti, mengatakan, Presiden Joko Widodo tak perlu takut untuk berbeda pilihan dengan partainya, PDI Perjuangan, dalam memilih calon kepala Polri.

PDI-P menyatakan mendukung Komjen Budi Gunawan sebagai pengganti Jenderal (Pol) Badrodin Haiti.

Menurut Ramlan, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial sepenuhnya. Artinya, Presiden berhak menentukan secara penuh posisi para pembantunya, termasuk menteri dan kepala Polri.

"Partai tidak bisa memaksakan pilihannya kepada Presiden sekalipun itu partai pendukung. Ini kan aneh, kita ini sistemnya presidensial, tetapi perilaku partainya seperti sistem parlementer," kata Ramlan saat dihubungi Kompas.com,Rabu (25/5/2016).

Ramlan menambahkan, dalam sistem presidensial, perilaku partai seharusnya gaduh saat membicarakan kebijakan. 

Yang terjadi, kata dia, partai justru gaduh saat penentuan menteri atau posisi penting lainnya.

"Kalau di sistem parlementer wajar partai gaduh memperebutkan posisi karena kabinet memang harus mendapatkan legitimasi partai yang ada di parlemen. Tetapi, kalau presidensial, ya aneh. Seperti di Amerika (Serikat) yang menggunakan sistem presidensial, misalnya, partai gaduh ya saat membicarakan kebijakan," kata Ramlan.

Presiden Joko Widodo akan kembali menentukan siapa yang akan menduduki jabatan kepala Polri untuk mengganti Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun pada Juli mendatang.

Hingga kini, belum muncul sejumlah nama yang akan diajukan ke Presiden sebagai kandidat kepala Polri. Namun, PDI Perjuangan menyatakan mendukung Budi Gunawan yang pada awal Januari lalu batal diangkat sebagai kepala Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com