Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas PKPU, Ketua KPU Sebut Satu TPS Pilkada 2024 Diisi Maksimal 600 Pemilih

Kompas.com - 15/05/2024, 13:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari menyebutkan bahwa satu tempat pemungutan suara (TPS) pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 hanya boleh diisi maksimal 600 pemilih.

Hal tersebut merupakan rancangan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) tentang penyusunan daftar pemilih Pilkada.

Hasyim mengatakan itu saat rapat kerja bersama Komisi II DPR, Rabu (15/5/2024).

"Pengalaman kita pilkada dalam situasi Covid tahun 2020, kita atur maksimal 500. Nah sekarang untuk Pilkada 2024, akan kita siapkan per TPS paling banyak 600 pemilih," kata Hasyim dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Baca juga: Komisi II Gelar Rapat Bareng KPU, Bahas Dua Rancangan PKPU soal Pilkada

Hasyim menyampaikan, angka 600 pemilih itu juga sudah memperhatikan sejumlah hal krusial, di antaranya tidak menggabungkan desa atau kelurahan.

Kemudian, angka 600 tersebut juga diyakininya akan memudahkan pemilih menuju ke TPS.

Pada pelaksanaan Pilkada 2024 ini, KPU juga menjamin tidak memisahkan pemilih dalam satu keluarga di TPS yang berbeda.

"Dan juga memperhatikan aspek geografis setempat," ucap Hasyim.


Menurut dia, angka 600 dipilih dalam rangka memudahkan KPU melakukan desain berapa jumlah TPS di tiap provinsi, maupun kabupaten/kota.

KPU juga sudah menyiapkan TPS lokasi khusus untuk pilkada November mendatang.

Baca juga: KPU DKI Bakal Sosialisasi Pencalonan Gubernur Jalur Parpol pada Agustus 2024

Keberadaan TPS ini, kata Hasyim, diperuntukkan kepada pemilih yang tidak bisa menggunakan hak suaranya sesuai dengan alamat yang tertera dalam kartu tanda penduduk (KTP).

"Misalnya pekerja perkebunan pertambangan yang tidak bisa pulang ke TPS di alamat KTP-nya, maka disiapkan TPS lokasi khusus, demikian juga rumah tahanan lembaga permasyarakatan, sekolah-sekolah kedinasan dan juga pondok pesantren," ujar dia. 

"Termasuk, naudzubillah min dzalik sekiranya ada bencana dan ada relokasi penduduk karena dampak bencana," ucap Hasyim. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com