Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moga Golkar Tetap ”Setya”

Kompas.com - 22/05/2016, 05:50 WIB

Oleh: Budiarto Shambazy

Selamat untuk Setya Novanto yang terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2016-2019 pada munaslub di Bali. Tak mengejutkan Setya Novanto, yang sempat populer dalam kasus ”papa minta saham” yang memaksanya mundur dari jabatan Ketua DPR, malah sukses menduduki posisi puncak ”Partai Beringin” itu.

Secara hukum, kasus tersebut masih tanda tanya apakah terjadi pelanggaran hukum pidana? Setya Novanto, yang beberapa kali diperiksa Kejaksaan Agung, berulang kali membantah mencatut nama Presiden Joko Widodo.

Dalam posisi mengambang berlama-lama seperti itu, Setya Novanto justru memimpin partai tertua di republik ini. Tak terhindarkan ada kesan di publik bahwa Golkar keliru memilih ketua umum.

Maka tak terelakkan pula ada pandangan Golkar kini dipimpin sosok lightweight. Dengan sendirinya timbul tanda tanya besar tentang masa depan partai yang kursinya nomor dua terbesar di DPR ini.

Terlebih lagi, Golkar terpuruk dalam perolehan total suara dalam pilkada serentak 9 Desember 2015. Dua partai pecahan Golkar, yakni Gerindra dan Nasdem, misalnya, malah berada dalam posisi tiga besar bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam total peroleh suara tersebut.

Kekalahan telak itu bisa diduga akibat perpecahan internal Golkar yang berkepanjangan, yang berpengaruh terhadap pemilih tak mencoblos lagi Partai Beringin.

Apalagi perpecahan tersebut terkesan frontal, pelik, dan terkadang melibatkan pula kekuatan fisik seperti perebutan penguasaan kantor mereka.

Sempat muncul spekulasi Setya Novanto merupakan calon pilihan Presiden Joko Widodo, menimbulkan spekulasi pemerintah ikut campur dalam Munaslub Bali. Namun, Presiden Joko Widodo membantah keras spekulasi tersebut.

Suka atau tidak, tiba-tiba Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menyatakan mendukung Joko Widodo sebagai presiden pada Pilpres 2019.

Berakhir sudah tradisi Golkar mencalonkan ketua umum sendiri sebagai presiden, yang dirintis Jusuf Kalla dan dilanjutkan Aburizal Bakrie.

Masih belum cukup, Setya Novanto menyatakan pula Golkar hengkang dari Koalisi Merah Putih (KMP). Makin terbukti anggapan bahwa Golkar, yang berperanan menjalin hubungan erat dan mesra antara partai-partai di KMP sejak masa Pileg dan Pilpres 2014, kurang mampu menjalankan peranan sebagai partai oposisi.

Buat sebagian kalangan, sikap Golkar mengedepankan ”pragmatisme politik”, filosofi yang mengatakan yang terpenting kebijakan apa pun harus berjalan tanpa perlu dipertanyakan caranya. Dengan kata lain, pertimbangan teoretis dan ideologis menjadi soal nomor dua.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com