Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tantangan bagi Ketua Umum Golkar Terpilih

Kompas.com - 15/04/2016, 17:35 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Poltracking Institute Hanta Yuda mengatakan, Partai Golkar masih memiliki basis suara yang besar dalam Pemilu.

Namun, Golkar harus berhati-hati karena akar pendukung tersebut ada pada pemilih-pemilih senior yang saat ini mulai tergusur oleh pemilih-pemilih muda. Sedangkan pemuda tidak menjadi saksi saat Partai Golkar sedang besar.

Oleh karena itu, Hanta menganggap pekerjaan rumah bagi Partai Golkar saat ini menggarap pemilih-pemilih muda tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menawarkan konsep partai ke depannya.

"Ini perlu ditawarkan oleh para calon ketua umum, seperti apa konsep Golkar ke depannya," kata Hanta dalam sebuah acara diskusi di Jenggala Center, Jakarta, Jumat (15/4/2016).

Hanta mencatat, setidaknya ada tiga tantangan bagi para calon Ketua Umum Partai Golkar.

(Baca: Munaslub Partai Golkar Diundur)

Pertama, adalah tantangan untuk mengelola permasalahan internalnya. Sebab, Partai Golkar sudah teruji dalam melawan masalah yang diakibatkan oleh faktor eksternal. Namun, belum teruji dalam persoalan internal.

Partai Golkar, lanjut dia, harus memberi pelajaran kepada publik bahwa faksi dalam sebuah partai itu memang ada namun di sisi lain juga bisa menunjukkan bagaimana faksi tersebut dapat dikelola dengan baik. Termasuk dalam hal memilih sosok untuk dimajukkan ke Pilpres.

Sebab, momentum tersebut rawan menyebabkan perpecahan bahkan kerap disusul dengan kelahiran partai politik baru.

"Tantangannya ada dua, ketika memilih calon ketua umum dan ketika memilih capres," kata Hanta.

(Baca: Muncul Usulan Setoran hingga Rp 20 Miliar bagi Calon Ketum Golkar)

Tantangan berikutnya adalah menciptakan kepemimpinan yang mengakar. Ia mencontohkan pada era Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla yang masing-masing memiliki warnanya sendiri.

Begitu pula dengan Ketua Umum Partai Golkar terpilih, harus mulai menunjukkan bagaiman jika kelak Partai Golkar di bawah kepemimpinannya.

"Misal kira-kira yang ingin ditekankan, pemimpin Golkar yang ingin mengakar ke daerah," ujar dia.

Ketiga, tantangannya adalah membentuk celuk atau basis massa baru. Salah satunya dikarenakan pemilih senior terus tergantikan dengan para pemilih muda.

"Golkar punya kelembagaan yang kuat, tapi di saat yang sama pemilih senior semakin sedikit," tutur Hanta.

Kompas TV Mahar Caketum Golkar Rp 20 M Hanya Wacana?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

Nasional
2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

Nasional
Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Nasional
Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Nasional
Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Nasional
Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Nasional
Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, 'Insya Allah'

Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, "Insya Allah"

Nasional
Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Nasional
BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

Nasional
Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Nasional
Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Nasional
Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Nasional
DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

Nasional
Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com