Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikap Jokowi soal Reklamasi Teluk Jakarta Dipertanyakan

Kompas.com - 14/04/2016, 15:01 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo yang hanya diam menyikapi polemik reklamasi Teluk Jakarta. Padahal, Edhy menilai, reklamasi tersebut juga merupakan wewenang pemerintah pusat.

Edhy pun curiga kedekatan antara Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi ganjalan pemerintah untuk bersikap tegas mengenai reklamasi Teluk Jakarta ini.

"Mungkin punya kedekatan. Ada suatu yang ditakuti atau saling pegang kartu," kata Edhy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/4/2016).

Edhy menjelaskan, kewenangan pemerintah pusat dalam reklamasi ini diatur dalam Pasal 30 ayat 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Pasal itu menyatakan, perubahan peruntukan dan fungsi zona inti yang bernilai strategis ditetapkan menteri dengan persetujuan DPR dan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

"Enggak tahu ya kenapa (Jokowi diam). Orang Indonesia kan begitu, enggak berani sama orang pasti ada sesuatunya," kata dia.

Padahal, lanjut Edhy, Komisi IV DPR serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebenarnya sudah membahas dan sepakat menghentikan reklamasi Teluk Jakarta ini sejak 2014 lalu.

Namun, tidak ada tindak lanjut yang dilakukan pemerintah pusat hingga kemudian Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi ditangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi karena menerima suap terkait pembahasan rancangan peraturan daerah reklamasi.

Akhirnya pada rapat Komisi IV dengan Menteri Susi pada Rabu (13/4/2016) kemarin, reklamasi Teluk Jakarta ini kembali dibahas dan kedua belah pihak sepakat untuk menghentikannya.

(Baca juga: Menteri Susi: Reklamasi Pilihan Kedua, Bukan Tabu)

Edhy pun berharap pemerintah pusat segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan reklamasi Teluk Jakarta. Terlebih lagi, sampai saat ini Ahok pun masih ngotot untuk tetap melanjutkan reklamasi.

"Ini penting karena ini merupakan daerah strategis nasional l. Pemerintah harus beri izin dulu," ucap dia.

(Baca juga: Ahok Tak Masalah Proyek Reklamasi Distop, asal...)

 

Kompas TV Reklamasi, oh, Reklamasi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com