Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembaruan Pencatatan Penduduk, Pria Poligami Hanya Tercatat di Satu KK

Kompas.com - 29/02/2016, 17:32 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Zudan Arif Fakhrulloh mengatakan, saat ini masih ada sekitar 1,2 juta penduduk yang belum mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).

Salah satu masalahnya, banyak penduduk yang melakukan perekaman ganda atau duplikat KTP sehingga e-KTP mereka tak pernah terbit.

Pasalnya, pemerintah tengah mengusahakan single identity number sehingga setiap orang hanya memiliki satu nomor induk kependudukan (NIK).

Penerapan single identity number tersebut dimaksudkan agar semua akses dapat dilakukan berbasis NIK.

"Semua berbasis NIK. Siapa pun, di mana pun bisa terus dilacak keberadaannya," ujar Zudan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/2/2016).

"Contoh Kakorlantas, SIM kita tidak perlu pulang kampung kalau SIM habis di Jakarta," sambungnya.

Sekarang, lanjut Zudan, rekaman ganda tak akan terbit tanpa yang bersangkutan memutuskan salah satunya.

Untuk itu, setiap orang yang memiliki KTP ganda diharuskan mengurus ke Kantor Dinas Dukcapil kemudian memilih KTP mana yang akan berlaku. Tentunya sesuai dengan tempat tinggal.

Setelah itu, orang tersebut mengajukan surat pindah dari alamat lain yang tidak terpakai.

"Misalnya dulu berlakunya tiga KTP. Dia rekam di tiga tempat. Dia harus ke Kantor Dinas Dukcapil, memilih mana. Kemudian dari dua alamat yang lama mengajukan surat pindah," papar Zudan.

Tak terkecuali pada suami yang memiliki tiga keluarga. Zudan menjelaskan, suami tersebut hanya akan tercatat namanya di satu kartu keluarga.

Sementara dua istrinya yang lain tercatat sebagai keluarga, tanpa suami. Namun, statusnya tetap menikah.

"Pencatatan penduduk kita sekarang itu, satu orang hanya tercatat dalam satu kartu keluarga dan hanya boleh memiliki satu identitas atau alamat," ujar Zudan.

"Kalau punya tiga rumah, ya hanya tercatat di satu rumah. Kan hanya satu kartu keluarga. Punya tiga istri hanya tercatat di satu kartu keluarga," kata dia.

Adapun berdasarkan catatan yang dimiliki Ditjen Dukcapil Kemendagri, terdapat sekitar 156,7 juta atau lebih kurang 86 persen penduduk Indonesia melakukan perekaman e-KTP.

"Artinya, kita masih perlu mencari 14 persen penduduk yang belum melakukan perekaman," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Kunjungi Lokasi Bencana Banjir Bandang di Agam, Zulhas Temui Pengungsi dan Berikan Sejumlah Bantuan

Nasional
Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Diterima Hasto, Pawai Obor Api Abadi dari Mrapen sampai di Jakarta Jelang Rakernas PDI-P

Nasional
Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Sahroni Pastikan Hadiri Sidang SYL untuk Diperiksa Sebagai Saksi

Nasional
LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

LPSK Sebut Masih Telaah Permohonan Perlindungan Saksi Fakta Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Nasional
Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Nasional
Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com