JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengatakan bahwa materi penangkalan penyebaran paham radikalisme akan menjadi salah satu materi dalam Jambore Nasional Pramuka 2016.
Materi ini diberikan sebagai bagian untuk menyiapkan calon pemimpin masa depan.
"Jelas. Menpora juga akan isi (materi mengenai penangkal paham radikal) dan menteri terkait juga," kata Adhyaksa, seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/2/2016).
Selain materi menangkal paham radikalisme, kata Adhyaksa, dalam jambore tersebut juga akan diberikan materi mengenai ekonomi kreatif.
Menurut Adhyaksa, pelajar-pelajar anggota Pramuka harus dipersiapkan memiliki keterampilan berwirausaha. (baca: Jokowi Minta Bantuan Para Kiai NU untuk Tangkal Penyebaran Paham Radikalisme)
"Jadi anak-anak dididik bukan semata-mata untuk jadi pegawai negeri," ucapnya.
Terkait pelaksanaan Jambore Nasional Pramuka, acara itu akan digelar pada 14 Agustus 2016. Jambore digelar di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, dan akan diikuti 25.000 pelajar anggota Pramuka dari seluruh Indonesia.
Saat bertemu Presiden, Adhyaksa menyampaikan permintaan agar Bumi Perkemahan Cibubur direnovasi.
Adhyaksa menyebut Presiden menyanggupi dan renovasi akan segera dimulai dalam waktu dekat. (baca: Bertemu, Jokowi dan Pimpinan LDII Bahas Radikalisme)
Pemerintah berkomitmen akan menambah anggaran rutin Pramuka dan anggaran penyelenggaraan Jambore Nasional Pramuka.
Saat ini, anggaran rutin Pramuka mencapai Rp 20 miliar dan anggaran jambore mencapai Rp 15 miliar.
"Presiden bilang untuk ditambah Insya Allah akan mencukupi kebutuhan Pramuka," ungkap Menpora Imam Nahrawi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.