Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Ketua MPR: Demokrasi yang Bebas, Menimbulkan Kompetisi yang Ketat

Kompas.com - 01/02/2016, 18:29 WIB
advertorial

Penulis

Sejak reformasi Indonesia memang mengalami perubahan besar, tak terkecuali demokrasi yang lebih bebas. Menurut Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, demokrasi di Indonesia berkembang luar biasa sehingga seperti ada sistem baru.

"Siapa pun bisa jadi apa pun. Tidak ada perbedaan, sama hak dan kewajibannya," ujar beliau saat berpidato pada Musyawarah Nasional (Munas) Forum Legislatif Mahasiswa Indonesia di Aula Politeknik Negeri Bali, Denpasar, Bali, Senin (1/2).

Makanya, tidak heran jika ada pemimpin wilayah yang berbeda dengan mayoritas penduduknya. Seperti di Nusa Tenggara Timur yang mayoritas penduduknya Katolik, Kristen namun ketua DPRD-nya Islam. Jakarta yang punya Gurbermur Ahok, atau seperti Pak Jokowi yang dulunya Walikota Solo bisa jadi Presiden RI. Jadi, setiap orang berhak jadi apa saja, Ketua MPR RI menambahkan.

Reformasi, amandemen UUD 1945

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan pun sempat memberikan gambaran mengenai kewenangan MPR yang terbatas saat ini. Sangat berbeda dengan kewenangan MPR sebelum amandemen UUD 1945 tahun 1998.

"Pasca amandemen UUD 1945, tugas MPR tak seperti dulu. Dulu MPR lembaga tertinggi dan presiden dan wakilnya adalah mandataris MPR. Presiden dan wakil presiden (wapres) dipilih MPR," kata beliau.

Lebih lanjut, beliau kembali menjelaskan tugas MPR saat ini hanyalah amandemen UUD 1945, memfasilitasi pelantikan presiden dan wapres serta melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Kalau dulu presiden sebagai mandataris bertanggung jawab kepada MPR, sekarang tidak lagi. Presiden dipilih langsung, satu orang satu suara," ujar beliau.

Kepada para mahasiswa, Ketua MPR RI mengingatkan jika demokrasi yang bebas menimbulkan kompetisi yang ketat. Apalagi, menjelang berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sehingga mahasiswa harus bisa mengusai teknologi dan ekonomi.

"Persaingan kita bertambah lagi. Saya ingin mahasiswa buka cakrawala berpikir kita. Kalau tidak, kita bisa jadi kuli di luar, bisa jadi kuli di negeri sendiri," tutup beliau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Nasional
KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Nasional
MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

Nasional
PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

Nasional
MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

Nasional
KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

Nasional
Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Tiba di Pearl Harbor, KRI Raden Eddy Martadinata-331 Akan Latihan dengan Puluhan Kapal Perang Dunia

Nasional
PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

PKS Pastikan Sudah Komunikasi dengan Anies Sebelum Memasangkannya dengan Sohibul Iman

Nasional
Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Jokowi Sebut Surplus Panen Padi di Kotawaringin Timur Akan Dibawa ke IKN

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Hari Anti Narkotika Internasional, Mengadopsi Kebijakan Berbasis Ilmiah

Nasional
Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek 'Ekor Jas'

Usung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Dianggap Incar Efek "Ekor Jas"

Nasional
Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Jokowi Sebut Indonesia Akan Terdampak Gelombang Panas Empat Bulan ke Depan

Nasional
Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Duetkan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta, PKS Kurang Diuntungkan Secara Elektoral

Nasional
3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

3 Desa Dekat IKN Banjir, BNPB: Tak Berdampak Langsung ke Pembangunan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com