Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Transisi Diminta Awasi Manuver Politik Aburizal di Munaslub

Kompas.com - 26/01/2016, 21:59 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Transisi Partai Golkar diminta untuk mengawasi penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar yang akan digelr paling lambat Juni 2016.

Pengawasan Tim Transisi dianggap penting untuk mengawasi apakah ada manuver yang dilakukan Aburizal Bakrie dalam penyelenggaraan munaslub ini.

"Apakah ARB dan Kubu Munas Bali benar-benar berjiwa besar untuk menyelesaikan konflik atau keputusan (menggelar munaslub) itu hanya sebagai upaya membuat manuver politik baru dengan bungkus munas namun tetap ingin menguasai sendiri kepemimpinan partai?" kata anggota Poros Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/1/2016).

Doli menilai, keputusan kubu Aburizal menggelar munaslub bisa digambarkan sebagai sebuah akhir yang baik dalam tahap menyamakan pandangan bahwa munas adalah jalan terbaik.

Namun, tantangannya adalah apakah Munas yang akan dilaksanakan memiliki semangat rekonsiliasi, kebersamaan, dan menyatu antar kedua kubu atau tidak.

"Di sinilah pentingnya keberadaan Tim Transisi yang tidak bisa diabaikan keberadaannya sebagai produk Mahkamah Partai yang dijamin Undang-Undang Parpol dan Putusan PN Jakpus dan Jakbar sebagai dasar legalitasnya," ucap Wasekjen Golkar hasil Munas Bali ini.

Doli meyakini Tim Transisi yang dipimpin Jusuf Kalla dan tokoh senior Golkar lainnya bisa secara objektif melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan munas.

Sebagai tahap awal, dia meminta Tim Transisi segera menetapkan waktu dan tempat munas, panitia penyelenggara munas, dan menetapkan peserta munas.

"Formasi itulah yang saat ini paling ideal bagi proses menuju penyelesaian konflik dan penyatuan kembali Partai Golkar," ucap Doli.

Selain kepada Tim Transisi, menurut dia, kunci sukses penyelenggaraan munas juga ada di tangan pemerintah.

Menurut dia, yang paling memenuhi rasa keadilan dan kebersamaan adalah apabila pemerintah memberi legalitas sementara bagi DPP Hasil Munas Riau 2009 untuk menyelenggarakan munaslub.

Sebab, dalam kepengurusan tersebut terdapat kubu dari Munas Ancol dan Munas Bali.

"Sinyal itu (pengesahan Munas Riau) juga sudah disampaikan pemerintah melalui pidato Pak JK dan pernyataan Menkumham," ucap Doli.

Keputusan menggelar munaslub diambil dalam rapat pimpinan nasional yang digelar kubu Aburizal Bakrie di JCC Senayan, Jakarta, 23-25 Januari 2016.

Sempat terjadi perdebatan oleh peserta rapimnas, namun semua sepakat untuk mengembalikan keputusan penyelenggaraan munaslub kepada Aburizal.

Aburizal pun memutuskan Munaslub perlu digelar untuk persatuan Golkar.

Jusuf Kalla yang hadir dalam penutupan Rapimnas memastikan mendukung munaslub selama diselenggarakan bersama kubu Agung.

Aburizal sendiri mengaku tidak akan maju dalam Munaslub tersebut. Namun muncul rencana Aburizal akan didaulat menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Golkar dan wewenangnya akan diperluas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com