Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istimewanya Penjagaan Sidang MKD untuk Setya Novanto

Kompas.com - 07/12/2015, 16:04 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pintu kayu berwarna coklat yang menjadi pembatas antara ruang sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dan selasar lantai 2 Gedung Nusantara II DPR tertutup rapat, Senin (7/12/2015) siang.

Di tempat itu, saat ini tengah berlangsung proses pemeriksaan Ketua DPR Setya Novanto secara tertutup.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali itu sebelumnya dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said atas kasus dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden.

Pencatutan dilakukan dalam perbincangan antara Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin pada 8 Juli 2015 silam.

Setya disebut menjanjikan bahwa dirinya dapat membantu proses renegosiasi kontrak Freeport. (Baca: Dipimpin Kahar Muzakir, Sidang Setya Novanto Berlangsung Tertutup)

Jika dilihat, proses pemeriksaan Setya sangat berbeda dengan pemeriksaan terhadap dua saksi sebelumnya, yakni Sudirman dan Maroef, baik dari sisi keterbukaan maupun pengamanan jalannya pemeriksaan.

Sedianya, proses pemeriksaan Novanto dijadwalkan akan dilangsungkan pada pukul 09.00 WIB. Namun, secara mendadak, pemeriksaan itu ditunda pelaksanaannya hingga pukul 13.00 WIB. 

Semula, hanya ada sekitar 10 petugas pengamanan dalam DPR dan sejumlah anggota polisi dari Satuan Pengamanan Obyek Vital Polda Metro Jaya yang terlihat berjaga di depan pintu ruang sidang.

Sekitar pukul 13.05 WIB, puluhan petugas pamdal berpakaian safari hitam mulai berdatangan. Mereka berjalan membentuk dua barisan. (Baca: Kalau Merasa Benar, Setya Novanto Seharusnya Berani Sidang Terbuka)

Setelah itu, mereka langsung membentuk barikade. Tidak main-main, barisan barikade yang dibuat membentang mulai dari eskalator lantai 2 hingga pintu masuk ruang rapat.

Rapatnya barisan itu bahkan membuat sejumlah staf DPR yang hendak melintas terpaksa harus berputar melalui sisi lain jika mereka ingin berjalan menuju Gedung Nusantara I.

Penjagaan tak hanya dilakukan petugas pamdal di depan pintu masuk ruang sidang MKD. Ketika Kompas.com hendak menuju mushala yang berada di lantai 2 dengan melalui pintu masuk lain yang berada di Gedung Nusantara I, penjagaan ketat juga dilakukan.

Sekitar lima personel pamdal mengenakan seragam berwarna biru itu tampak berdiri di balik pintu dan melarang setiap orang yang hendak menuju mushala untuk lewat. (Baca: Siapa Kahar Muzakir, Wakil Ketua MKD yang Pimpin Pemeriksaan Setya Novanto?)

"Mohon pengertiannya, silakan shalat di masjid terlebih dahulu," kata salah seorang petugas pamdal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Nasional
Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Nasional
Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Nasional
Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Nasional
Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Nasional
Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Nasional
Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Nasional
Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Nasional
PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

Nasional
Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Nasional
PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

Nasional
PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

Nasional
Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com