Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Novanto Diskors, Pamdal Masih Jaga Ketat Sekitar Ruang MKD

Kompas.com - 07/12/2015, 15:42 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang memeriksa Ketua DPR Setya Novanto diskors, Senin (7/12/2015) pukul 15.17 WIB. Namun, puluhan petugas pengamanan dalam (pamdal) masih mengawal ketat lokasi di sekitar ruang MKD.

Petugas pamdal membentuk barikade dan menjaga ketat anggota dan pimpinan MKD yang keluar dari ruang sidang.

Hal ini membuat wartawan tidak bisa mendekati para anggota MKD dan melakukan wawancara. (Baca: Dipimpin Kahar Muzakir, Sidang Setya Novanto Berlangsung Tertutup)

Petugas pamdal juga mengeblok dua akses masuk yang mengarah ke ruang pimpinan MKD. Blokade dilakukan dari akses masuk di Gedung Nusantara I dan II, Kompleks Parlemen.

Tiga anggota yang berjaga di Gedung Nusantara I ialah Misranto Slamet, Lukas Ariyadi, dan Zaky Adriani.

Mereka mengaku tak mengizinkan seorang pun lewat karena diperintah oleh komandan mereka, Tamamudin. (Baca: Siapa Kahar Muzakir, Wakil Ketua MKD yang Pimpin Pemeriksaan Setya Novanto?)

"Kita tidak tahu kenapa alasannya, kita cuma diperintah komandan," kata Slamet.

Penjagaan ketat petugas pamdal ini dimulai dari 45 menit sebelum Novanto tiba di ruang sidang MKD, sekitar pukul 13.47 WIB.

Petugas pamdal membentuk barisan dari pintu depan Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, yang mengisyaratkan bahwa Novanto akan datang melalui pintu itu.

Namun, rupanya, Novanto masuk melalui pintu samping dan langsung bergerak cepat masuk ke ruang sidang. (Baca: Pimpinan MKD: Novanto Tak Bisa Minta Sidang Tertutup Seluruhnya)

Setelah itu, pintu ruang sidang langsung ditutup. Petugas pamdal kemudian berjaga di depan pintu.

TV Parlemen yang biasanya meliput jalannya sidang untuk kemudian disiarkan di TV swasta lain juga tidak diizinkan untuk masuk. (Baca: TV Parlemen Tak Bisa Liput Pemeriksaan Novanto)

Situasi ini berbeda dengan dua pemeriksaan sebelumnya yang menghadirkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said serta Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com