Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Merasa Benar, Setya Novanto Seharusnya Berani Sidang Terbuka

Kompas.com - 07/12/2015, 14:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahkamah Kehormatan Dewan pada Senin (7/12/2015) siang, akan memeriksa Ketua DPR Setya Novanto.

Ia sebelumnya dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said atas kasus dugaan pencatutuan nama Presiden dan Wakil Presiden dalam pembicaraan renegoisasi kontrak PT Freeport Indonesia.

Dalam kasus ini, MKD telah memeriksa Sudirman dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dalam kapasitasnya sebagai saksi.

Pemeriksaan keduanya dilangsungkan secara terbuka.

Namun, untuk pemeriksaan Novanto pada hari ini, belum diketahui apakah akan dilangsungkan secara tertutup atau terbuka.

"Kalau benar, kenapa mesti takut?" kata anggota MKD Guntur Sasono saat dihubungi, Senin (7/12/2015).

Pada rapat pleno MKD pada 24 November 2015 lalu, disepakati jika proses persidangan akan berlangsung secara proporsional.

Artinya, pimpinan sidang akan meminta persetujuan pihak yang dipanggil apakah menginginkan sidang terbuka atau tertutup.

Guntur menambahkan, proses pemeriksaan terbuka atas Novanto diperlukan untuk memberikan rasa keadilan. Sebab, dua saksi sebelumnya telah diperiksa secara terbuka.

"Saya pikir itu kehendak agar masalah bisa jelas. Saya ingin terbuka, agar memuat keadilan," ujarnya.

Anggota MKD lainnya, Darizal Basir menegaskan, dirinya akan meminta agar proses persidangan dilangsugkan terbuka.

Ini diperlukan agar masyarakat dapat memantau secara langsung jalannya persidangan.

"Kita minta terbuka lah. Masyarakat ingin terbuka biar nggak ada dusta," kata Darizal.

Live streaming Sidang Etik Setya Novanto oleh MKD:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com