Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Luhut Mendekati Jusuf Kalla...

Kompas.com - 28/11/2015, 15:00 WIB

Ketika Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (24/11), tak ayal berbagai spekulasi pun merebak.

Di antaranya, disebut-sebut, Luhut mencoba mendekati Wapres yang namanya bersama Presiden muncul dalam transkrip percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia serta pengusaha migas Muhammad Riza Chalid.

Maklum, selain dadakan dan diam-diam akibat Luhut masuk lewat pintu belakang ke Kantor Wapres, Kalla selama ini dinilai paling vokal mendukung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan terkait tindakan tak terpuji Setya yang dituding meminta saham dan membangun pembangkit listrik di Papua dengan mengatasnamakan Presiden dan Wapres.

Adapun Presiden Joko Widodo, sejauh ini, hanya menyerahkan kasus itu kepada MKD. Beberapa kali pers menanyakannya, Jokowi hanya berkata," Kita hormati MKD."

Terakhir, Jokowi menambah kalimatnya, "Jangan intervensi."

Sementara itu, Luhut pernah mengatakan, Presiden tidak tahu-menahu tentang langkah Sudirman melapor kepada MKD.

Bahkan, Luhut mengatakan, pemerintah tidak ingin melanjutkan kasus ini karena ingin konsentrasi di bidang ekonomi.

Seperti tertulis dalam transkrip percakapan, yang dilaporkan Sudirman ke MKD, nama Luhut turut disebut dalam percakapan di pertemuan 8 Juni lalu.

"Pas saya makan, Presiden samperin saya. Pak Luhut mau bicara. Pak Luhut mau berikan pendapat. Terus saya segera ngobrol-ngobrol... dan seterusnya," seperti tertulis dalam transkrip ke MKD.

Namun, saat dicegat pers seusai bertemu Wapres, Luhut menampik membahas pencatutan nama Presiden dan Wapres.

Ia mengaku hanya lapor soal pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri Singapura tentang flight information region serta ratifikasi perjanjian pertahanan dan ekstradisi dengan Singapura soal asap.

"Enggak ada (soal pencatutan nama), kami tertawa-tawa saja," kata Luhut, yang menyerahkan urusan Setya ke MKD.

Kalla pun senada saat pers mencecarnya. "Dia, kan, laporan, banyak hal. Keamanan, dan tentang apa saja. Soal itu (pencatutan nama), tidak ada," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Nasional
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com