Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke AS, Jokowi Dinilai Tak Bertanggung Jawab atas Kondisi Dalam Negeri

Kompas.com - 26/10/2015, 10:26 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepergian Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat dinilai sebagai langkah yang tidak bertanggung jawab.

Anggota komisi VI DPR Bambang Haryo Soekartono mengatakan, Presiden Jokowi seharusnya tidak meninggalkan Tanah Air dalam keadaan rumit.

Ia memaparkarkan, kondisi ekonomi Indonesia masih sangat memprihatinkan. RAPBN 2016 yang diajukan belum rampung dan jauh dari realistis. (baca: Yusril: Di Tengah Bencana Asap, Jokowi Harusnya Malu Berkunjung ke AS)

Kabut asap, kata dia, telah melanda lebih dari 51 persen provinsi yang ada di wilayah Indonesia, bahkan asap telah meluas ke Papua.

"Presiden Jokowi tidak bertanggung jawab terhadap RAPBN. Tidak tanggung jawab masalah kabut asap. Tidak tanggung jawab terhadap ekonomi yang lemah. Tidak tanggung jawab terhadap kegaduhan politik serta tidak tanggung jawab mengenai amburadulnya hukum," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/10/2015).

Bambang membandingkan Jokowi dengan Presiden ke-3 RI, BJ Habibie. Pada saat krisis 1997/1998, nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.000 per dollar AS, Habibie sama sekali tidak meninggalkan negeri, bahkan tidak keluar jakarta. (baca: Jokowi: Tidak Ada Rasa Takut dalam Diri Saya)

Ia mengatakan, pada waktu itu, Habibie konsentrasi penuh dengan tim ekonominya. Hingga akhirnya dalam waktu singkat, Habibie mampu menekan dolear ke posisi Rp 6.500.

Seharusnya, kata dia, Jokowi bisa meniru keberhasilan Habibie dalam menyelesaikan berbagai masalah di dalam negeri. Terlebih lagi, ia menilai, tidak ada poin penting untuk dibahas di AS.

"Ke AS bahas Microsoft, Facebook atau bahas masalah digital yang sebetulnya tidak mendesak dan belum begitu dibutuhkan masyarakat Indonesia," ujarnya. (baca: Ke Amerika, Jokowi Bakal Temui Bos Microsoft, Apple, Google, dan Facebook)

Presiden Jokowi sebelumnya berjanji akan tetap memantau kondisi tanah air. Bahkan hingga per menitnya. (baca: Selama di AS, Jokowi Janji Pantau Tanah Air Hingga Menit Per Menit)

"Meski saya meninggalkan tanah air, akan terus memantau kondisi poitik, kondisi lapangan dari menit ke menit, jam ke jam, hari per hari," ujar Jokowi di kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (24/10/2015).

Salah satu yang tak akan lepas dari pantauan adalah kebakaran hutan dan lahan yang hingga saat ini belum padam, bahkan semakin meluas ke Sulawesi dan Papua.

Jokowi meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan untuk memimpin pemadaman kebakaran sekaligus memantau penanganan dampaknya.

"Saya minta Wapres dan Menkopolhukam untuk mengambil kebijakan soal penanganan kebakaran hutan dan asap," ujar Jokowi.

Jokowi dan jajaran menterinya bertandang ke AS dari tanggal 25 hingga 29 Oktober 2015. (baca: Apa Saja Agenda Presiden Jokowi Selama di AS?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com