Dewie diduga menerima uang terkait proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Provinsi Papua untuk anggaran tahun 2016.
"Di RAPBN 2016 tidak ada pembahasan mengenai itu dan tidak ada usulan dari pemerintah mengenai itu," kata Kardaya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Kardaya enggan menduga-duga apakah Dewie bermain secara pribadi dalam kasus ini. Ia menilai, sosok Dewie sebagai anggota yang cukup rajin mengikuti rapat, termasuk mengenai pembahasan APBN 2016.
"Kalau rapat dia selalu hadir, sebagaimana yang lain juga," kata Politisi Partai Golkar ini.
Kardaya pun mengaku siap memberikan keterangan kepada KPK seputar pembahasan APBN 2016 di Komisi VII apabila diminta.
"Kalau ditanya ya kita bersedia, masa tidak bersedia," ujarnya.
Sebelumnya, pada penangkapan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (20/10/2015), KPK menangkap enam orang, yakni RB, IR, Set, Dev, Har, dan seorang sopir mobil rental. Penangkapan dilakukan sesaat setelah mereka keluar dari sebuah rumah makan.
Dalam penangkapan itu, KPK menemukan uang dalam bentuk dollar Singapura, sebanyak 177.700 dollar Singapura, yang ditempatkan di sebuah tas. Selain itu, penyelidik dan penyidik KPK juga mengamankan sejumlah dokumen dan ponsel milik mereka.
Sekitar pukul 19.00 WIB, penyelidik KPK melakukan penangkapan terhadap anggota DPR dari Fraksi Hanura, Dewie Yasin Limpo, dan staf Dewi berinisial BWH. Keduanya ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, ketika hendak pergi ke luar kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.