Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Sumbar Targetkan Tak Ada Setetes Darah Pun Terkait Pilkada

Kompas.com - 21/09/2015, 16:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat Brigjen (Pol) Bambang Sri Herwanto memasang target pengamanan ketat dalam pemilihan umum kepala daerah serentak di daerahnya pada Desember 2015.

"Target kita, tidak boleh ada asap, tidak boleh ada kaca pecah, dan tidak ada darah tumpah setetes pun. Alhamdulillah, sampai saat ini hal itu masih terjaga," ujar Bambang di acara diskusi bertema "Pilkada Serentak" di auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Senin (21/9/2015).

Ketiga target tersebut bermakna tidak boleh ada pembakaran apa pun jika ada protes yang dilakukan massa, tidak boleh ada perusakan fasilitas umum atau milik masyarakat, dan tidak boleh ada pertikaian akibat perselisihan pilkada. Caranya, Polda Sumbar telah merancang pola pengamanan tahapan pilkada, mulai dari pendaftaran, kampanye, masa tenang, hingga hari pemilihan.

Tahapan-tahapan itu, sebut Bambang, memiliki kebutuhan penanganan yang berbeda-beda pula. "Kita pantau terus prosesnya. Kalau ada satu indikasi kerawanan, kewajiban kita untuk mengelola, mengubah potensi itu menjadi hilang dan aman," ujar Bambang.

Selain itu, jajarannya juga berkoordinasi dengan penyelenggara pilkada, yakni Komisi Pemilihan Umum Daerah setempat dan Badan Pengawas Pemilu setempat. Jika ada hal-hal yang segera membutuhkan koordinasi, penyelesaiannya pun akan cepat.

Bambang mengatakan, wilayah Sumatera Barat tergolong rendah tingkat gangguan keamanan soal pilkada. Hal itu disebabkan kearifan lokal yang mendukung terciptanya situasi yang tertib, aman, dan nyaman.

"Kerja kita (polisi) dibantu kearifan lokal warga Sumatera Barat. Warga di sana itu masih erat agamanya, jadi sulit diprovokasi, sulit diperalat atau dipecah belah," ujar Bambang.

Sumatera Barat sendiri akan menggelar 14 pemilihan kepala daerah, yakni satu pemilihan gubernur dan 13 pemilihan bupati dan wali kota dari total 19 kabupaten dan kota yang ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com