Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus-kasus "Warisan" Budi Waseso dan Komitmen Anang Iskandar...

Kompas.com - 09/09/2015, 08:22 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sepeninggal Komjen Budi Waseso, pengusutan sejumlah kasus dugaan korupsi di Bareskrim Polri masih berjalan. Kasus-kasus ini menjadi "warisan" bagi penggantinya, Komjen Anang Iskandar. Akankah kasus-kasus itu dilanjutkan Anang?

Catatan Kompas.com, kasus-kasus dugaan korupsi itu ditangani dua direktorat, yakni Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) dan Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipikor). 

Berikut sejumlah kasus tersebut:

Kasus kondensat

Kasus ini mulai disidik Dittipideksus Bareskrim Polri pada Mei 2015. Dalam kasus ini, penyidik menetapkan tiga orang tersangka, yakni eks Kepala BP Migas Raden Priyono, eks mantan Deputi Finansial Ekonomi dan Pemasaran BP Migas Djoko Harsono, serta mantan pemilik PT TPPI Honggo Wendratmo.

Penyidik telah melimpahkan berkas perkara ini ke Kejaksaan Agung pada Agustus 2015. Namun, pelimpahan itu belum menyertakan hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) soal nilai kerugian negara.

Budi Waseso dan Direktur Tipideksus Brigjen (Pol) Victor Simanjuntak sempat menyebut bahwa ada tersangka lain selain tiga orang yang telah ditetapkan. Akan tetapi, hingga berkas dilimpahkan, tersangka yang dimaksud tak kunjung ditetapkan.

“Kasus korupsi kondensat ini sangat rumit dan kompleks. Ini satu tahun selesai satu berkas saja menurut saya sudah bagus,” ujar Victor.

Kasus Pelindo II

Kasus ini mulai disidik Dittipideksus Bareskrim Polri pada Agustus 2015. Penyidik telah menetapkan Direktur Operasi dan Teknik PT Pelindo II FN sebagai tersangka. Dalam waktu dekat, penyidik akan memeriksa saksi lain, salah satunya adalah Direktur PT Pelindo II Richard Joos Lino.

Victor menyebut kasus ini menjadi pintu masuk ke dugaan korupsi lain dengan jumlah kerugian negara yang lebih fantastis. Namun, hingga saat ini, belum ada pejabat Polri yang membeberkan lebih rinci tentang kasus-kasus itu.

Sepeninggal Budi Waseso, kasus ini diputuskan untuk ditangani bersama-sama antara Dittipideksus dan Dittipikor. Pengusutan kasus ini disebut-sebut menjadi penyebab digesernya Budi Waseso dari posisi Kabareskrim. Namun, Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti membantahnya.

"Tidak, tidak seperti itu. Enggak ada intervensi dari mana pun," ujar Badrodin.

Kasus dana CSR Pertamina Foundation

Kasus ini mulai disidik Dittipideksus pada Agustus 2015. Di tengah pengusutannya, Budi Waseso menyebut bahwa ada kasus yang menjerat calon pimpinan KPK. Beberapa hari setelah pernyataannya, penyidik mengungkapkan bahwa tersangka dalam perkara itu adalah mantan Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Nina Nurlin Pramono. Nina masuk dalam daftar 19 besar calon Pimpinan KPK.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com