Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Teten yang Protes ke Jokowi karena Tiba-tiba Dilantik sebagai KSP

Kompas.com - 03/09/2015, 16:29 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Teten Masduki menceritakan proses dirinya yang ditunjuk secara mendadak oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Rabu (2/9/2015) pagi. Teten mengaku sempat protes ke Jokowi karena diberi tahu secara mendadak, tanpa ditanya mengenai kesiapan dalam mengemban tugas baru itu.

Teten menyampaikan hal tersebut saat proses serah terima jabatan dengan Kepala Staf Kepresidenan sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (3/9/2015) pagi tadi. Teten memulai sambutannya dengan menyambung sambutan Luhut sebelumnya yang bercerita bahwa kehidupan tak bisa diprediksi.

"Saya kira betul Pak Luhut, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Kita hanya bekerja, tanpa kita mau apa begitu. Kemarin saya langsung ke Presiden, saya pamit. 'Pak, Bapak sekarang sudah menang'," ujar Teten yang juga mantan tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla dulu.

Setelah pamit pasca-kemenangan Jokowi-JK dalam Pemilu Presiden 2014 lalu, tiba-tiba saja pada Januari 2015, Teten diminta masuk ke Istana oleh Andi Widjajanto yang saat itu masih menjadi Sekretaris Kabinet. Teten pun kemudian membantu Andi menjadi salah satu anggota staf khusus.

Pada bulan Mei 2015, Presiden Jokowi kemudian menarik Teten untuk langsung menjadi anggota Staf Khusus Bidang Komunikasi. Teten pun bertindak layaknya juru bicara presiden yang menghubungkan Presiden dengan para wartawan Istana Kepresidenan. Namun, belum lama menjadi tim komunikasi, Teten tiba-tiba saja dipanggil Jokowi pada Rabu pagi.

"Kemarin, tanpa pemberitahuan sama sekali, saya dilantik jadi kepala staf. Jadi, saya agak protes ke Presiden, soalnya, 'Pak, ini bagaimana, nggak dikasih tahu, nggak ditanya siap atau tidak, sudah langsung dikasih tugas'," cerita Teten.

Teten pun memprotes Presiden yang menutup rapat penunjukan dirinya itu. Pasalnya, selama satu pekan sebelum dilantik, Teten hampir selalu mendampingi Kepala Negara dalam setiap kegiatan. Bahkan, Teten juga mendampingi Presiden untuk sekadar bersantai.

"Saya temani beliau, nggak cerita juga dia. Padahal habis itu duduk-duduk, nggak cerita juga," imbuh mantan aktivis anti-korupsi itu.

Namun, karena sudah diberi kepercayaan, Teten pun tak lagi mengeluhkan rentetan peristiwa serba-mendadak yang mengantarnya masuk dalam lingkaran utama Istana itu. Dia pun memuji kinerja Luhut yang selama ini dianggap sudah memuaskan Presiden.

"Kalau nanti ada hal-hal yang kurang tepat, saya tidak segan untuk memperbaiki," ucap dia.

Teten pun meminta agar kerja sama tim yang sudah diterapkan selama masa kepemimpinan Luhut tetap bisa dijaga. Pasalnya, Presiden membutuhkan tim yang kompak dan bisa bekerja cepat untuk bisa membantu Kepala Negara dalam membuat keputusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com