Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Siapkan Alternatif jika Calon Kepala Daerah Digugurkan KPU

Kompas.com - 25/08/2015, 06:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar tidak menyiapkan langkah antisipatif bila calon yang diusung dalam pilkada akhirnya digugurkan oleh Komisi Pemilihan Umum atau KPU. Menurut Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ade Komaruddin, hal itu merupakan persoalan prosedur yang harus dilalui calon kepala daerah.

"Soal prosedur, kita harus hargai. Kalau enggak sesuai persyaratan, apa boleh buat," kata Ade di Gedung DPR, Jakarta, Senin (24/8/2015).

Ia menuturkan, verifikasi yang dilakukan oleh KPU dipastikan berdasarkan peraturan yang ada. Ketua Fraksi Partai Golkar itu juga yakin, KPU tidak menggunakan pendekatan politik dalam menyeleksi calon kepala daerah.

‎Golkar pun memiliki alternatif bila terdapat calon yang digugurkan KPU. Alternatif tersebut bisa mengajukan calon lagi atau mendukung mereka yang sudah ditetapkan KPU sebagai peserta pilkada.

"Kita lihat nanti. Misalnya, calon gugur, lalu ada calon yang kita prediksi (punya) visi misi sama dengan kita, bisa berikan dukungan. Partai berikan dukungan kepada calon yang lain itu," ujar anggota Komisi XI DPR itu.

Saat ini, kata Ade, pihaknya sedang meminta laporan dari semua daerah mengenai calon kepala daerah.

"Ada beberapa daerah. Misalnya, Sulawesi Utara, untuk gubernur. Kami dapat laporan, kemungkinan bisa tidak penuhi syarat. Namun laporannya kemungkinan. Kami belum dapat kepastian yang bersangkutan bisa bertarung atau tidak," tuturnya. (Ferdinand Waskita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com