Menurut Badrodin, Polri akan membuka rekrutmen personel tidak lama setelah digelarnya Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA). "Supaya kita dapat yang fresh, bukan seperti kemarin-kemarin, kita buka rekrutmen jauh jaraknya dengan UN. Jadinya mereka yang gagal masuk tahun lalu daftar lagi tahun ini," kata Badrodin saat berbincang dengan wartawan di ruangan pribadinya pada pertengahan pekan ini.
Langkah kedua, Polri akan menerapkan sistem 'jemput bola'. Polisi akan datang ke sekolah-sekolah untuk menyosialisasikan perekrutan. "Kalau perlu mereka yang berminat langsung mendapat bimbingan atau pendampingan. Jadi Polisi juga tahu, siapa anak yang bagus, siapa yang tidak, dia bagusnya di mana, kurangnya di mana lalu kalau kurang ya dilatih. Kalau yang lalu itu kan kita enggak tau siapa saja yang daftar, yang mabuk, suka berkelahi, kita terima-terima saja," ujar Badrodin.
Selain itu, rekrutmen Polri dari tamtama dan perwira akan dijadikan satu rentang waktu, tidak seperti sebelumnya yang terpisah. Badrodin mengatakan, kebijakan-kebijakan baru itu mampu menghemat anggaran sebesar Rp 60 miliar. Belum lagi hemat tenaga dan waktu.
Badrodin mengatakan ada program beasiswa ke universitas terkemuka di luar negeri bagi perwira Akademi Kepolidian yang memiliki kemampuan bahasa asing yang baik. Selama waktu sekolah, Badrodin memastikan, akan tetap ada kenaikan pangkat sesuai aturan.
"Saya berpesan kepada para calon personel polisi, polisi itu tugas mulia. Kita mau dihujat seperti apapun, masyarakat membutuhkan kita, siapa saja yang mau menjadi polisi, ya mari sama-sama perbaiki institusi ini," kata Badrodin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.