Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Banyak Berdampak pada Rakyat, Kantor Staf Presiden Dianggap Mubazir

Kompas.com - 13/04/2015, 20:32 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi bidang komunikasi politik, Muhammad Aras, mengatakan bahwa pembentukan Kantor Staf Presiden tidak memiliki alasan urgensi yang benar-benar dibutuhkan. Menurut dia, Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2015 tentang Kantor Staf Presiden, hanya menimbulkan opini negatif publik terhadap Presiden Joko Widodo.

"Saya memandang kebijakan soal Perpres dalam efektivitas pemerintahan sebagai sesuatu yang sangat mubazir," ujar Aras, dalam diskusi Forum Kajian Hukum dan Konstitusi (FKHK) di Jakarta, Senin (13/4/2015).

Menurut Aras, pembentukan Kantor Staf Presiden lebih cenderung didasari pada kepentingan politik dibanding pemanfaatannya dalam mendukung kerja pemerintahan. Ia mengatakan, sejak awal, lembaga tersebut tidak dibentuk dengan tujuan untuk berkontribusi langsung terhadap kepentingan rakyat.

Menurut dia, pembentukan Kantor Staf Presiden hanya membuang-buang anggaran yang seharusnya bisa dialokasikan untuk kepentingan lain yang berdampak pada kesejahteraan rakyat. Selain itu, bukannya menimbulkan efektivitas, sebut Aras, pembentukan Kantor Staf Presiden justru dapat menimbulkan tumpang tindih kewenangan antar-lembaga negara.

Ia mengatakan, sebagai salah satu konsekuensi dari kebijakan tersebut adalah timbulnya opini publik terhadap pemerintah, khususnya terhadap Presiden Joko Widodo. Menurut dia, publik akan menilai sejauh mana keberhasilan Jokowi dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat.

"Pemerintah ada untuk rakyat pada saat pemilu, tetapi setelah pemilu, para pemimpin hanya sibuk bagi-bagi kekuasaan, lalu dengan mudah melupakan rakyat," kata Aras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Soal Pilkada Jakarta, PDI-P Sebut Tak Cuma Pertimbangkan Elektabilitas Calon

Nasional
Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Ngabalin Bantah Isu Jokowi Sodorkan Nama Kaesang ke Parpol untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Saat Jokowi Perintahkan PDN Diaudit Imbas Peretasan, tapi Projo Bela Menkominfo...

Nasional
Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Gagasan Overseas Citizenship Indonesia: Visa Seumur Hidup bagi Diaspora

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com