JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Nasional Konferensi Asia-Afrika Luhut Binsar Panjaitan mengakui adanya keterlambatan pencairan dana pelaksanaan KAA. Namun, Luhut menuturkan pencairan dana akan selesai dilakukan pada pekan ini.
"Kalau ada sedikit terlambat, saya baru tahu juga semua di program baru cair minggu lalu, seperti dana KKS yang 16,3 juta orang itu sudah mulai cair minggu lalu. Jadi saya pikir ini paralel lah semuanya," kata Luhut saat ditemui di Gedung Bina Graha, Jumat (10/4/2015).
Luhut menyatakan, semua anggaran terkait KAA mulai dari bantuan pusat untuk pemerintah Kota Bandung, Kementerian Pariwisata, hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika akan segera diterima. Menurut dia, proses pencairan anggaran di dalam APBN-P 2015 dilakukan pada 4-5 April.
"Sekarang sudah mulai cair semua, sudah mulai mengalir," ucap Luhut.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro beberapa waktu lalu menyatakan anggaran KAA untuk Kementerian Sekretaris Negara sebagian besar sudah turun. Total anggaran lembaga itu untuk KAA yakni Rp 200 miliar. "Yang belum Kominfo dan Pariwisata belum selesai karena administrasi," ujar dia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika seharusnya mendapat Kucuran dana untuk KAA sebesar Rp 6 miliar dan Kementerian Pariwisata Rp 3 miliar.
Dana macet
Persoalan pencairan dana ini juga sempat disinggung oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Sebagai salah satu tuan rumah KAA, Bandung harus berbenah. Namun, anggaran dari pusat sebagian besar belum turun. (Baca: Ridwan Kamil Resah Dana KAA dari Pusat Belum Juga Cair)
Pemkot Bandung meminta kucuran dana untuk perbaikan infrastruktur serta rangkaian kegiatan KAA kepada pemerintah pusat sebesar Rp 10 miliar.
"Kebawa mimpi, stres, capek, seharian kerja sampai malam, mau istirahat mimpinya KAA karena ada lebih dari 30 perbaikan infrastruktur, 60 acara," kata Emil saat ditemui di Bandung Command Centre, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Kamis (9/4/2015).
Emil menambahkan, dari Rp 10 miliar yang diperlukan, pemerintah pusat baru memberikan uang ratusan juta rupiah yang dipakai untuk memindahkan Monumen Dasasila Bandung dari Jalan Simpang Lima ke Jalan Asia Afrika.
"Lama karena prosedurnya harus diperiksa dulu di inspektorat, ke departemen-departemen. Harus ada persuratan ini, itu," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.