Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Pers: Investigasi Boleh Melanggar Kode Etik asal demi Kepentingan Publik

Kompas.com - 03/03/2015, 14:35 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Stanley Adi Prasetyo memberikan tanggapan terkait laporan dugaan pelanggaran hukum dan kode etik yang dilakukan pihak majalah Tempo dalam berita investigasi mengenai rekening tidak wajar para pejabat kepolisian. Menurut Stanley, investigasi merupakan produk jurnalistik yang memiliki keistimewaan.

"Investigasi adalah induk dari jurnalisme. Pekerjaan jurnalistik ini istimewa dan dilindungi,  bahkan boleh melanggar kode etik, asal investigasi tersebut berguna untuk kepentingan publik," ujar Stanley dalam konferensi pers di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2015).

Menurut Stanley, produk jurnalisme investigasi pernah dipermasalahkan dalam kasus dokumen Pentagon di Amerika Serikat. Dokumen penting kemudian bocor dan diketahui oleh media massa.

Dalam kasus itu, menurut Stanley, pengadilan memutuskan bahwa media tidak bersalah karena menganggap pemberitaan tersebut merupakan sesuatu yang berguna untuk kepentingan publik.

Dalam pemberitaan mengenai hasil investigasi, kata Stanley, wartawan juga memiliki hak untuk menyembunyikan identitas narasumber dan sumber-sumber informasi yang terkait. Namun, jika suatu pemberitaan dilaporkan dan kasusnya naik hingga ke pengadilan, menurut Stanley, wartawan boleh membuka identitas narasumber saat dibutuhkan oleh hakim.

"Kalau wartawan tidak membuka informasi di pengadilan, risiko hukum akan ditanggung media itu sendiri. Tetapi, kalau dibuka, maka runtuhlah kepercayaan publik pada media. Kredibilitas media akan diuji, apakah tunduk pada ancaman hukuman, atau tegas dalam prinsip demokrasi," kata Stanley.

Saat ini, penyidik kepolisian tengah memeriksa Komisi Hukum Dewan Pers mengenai pemberitaan majalah Tempo. Anggota Dewan Pers dimintai keterangannya sebagai ahli dalam kasus ini. (Baca: Polisi Cari Celah Pidanakan Pihak "Tempo" soal Berita "Rekening Gendut")

Pihak Tempo membantah tuduhan Kepolisian. (Baca: Pemred "Tempo" Anggap Aneh Langkah Polisi Usut Berita "Rekening Gendut")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com