Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Bantah Campur Tangan Budi Gunawan dalam Pencawapresan

Kompas.com - 16/02/2015, 17:32 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Tim Sebelas yang merupakan tim pemenangan Joko Widodo, Andi Widjojanto, membantah adanya campur tangan Komisaris Jenderal (Pol) Budi Gunawan dalam menentukan calon wakil presiden pendamping Jokowi. Ia membantah Budi Gunawan sebagai pihak yang menggagalkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad untuk menjadi calon wakil presiden pendamping Jokowi.

Menurut Andi, Budi Gunawan adalah perwira tinggi aktif yang tidak bisa dilibatkan dalam proses politik.

"Tentang proses gagalnya Abraham Samad apakah ada pelibatan BG (Budi Gunawan) di situ, ada telepon sadap dan seterusnya, dalam Fungsi Tim Sebelas, kami tidak pernah berinteraksi dengan yang bersangkutan, Budi Gunawan, terkait pencapresan. BG adalah perwira tinggi aktif yang tidak bisa dilibatkan dalam proses politik," kata Andi di hadapan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (16/2/2015).

Ia menjawab pertanyaan dari anggota DPR mengenai informasi yang menyebutkan adanya campur tangan Budi sehingga Abraham batal menjadi cawapres Jokowi. Ia juga mengaku tidak tahu apakah ada peranan Budi dalam penentuan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden.

Andi yang sekarang menjabat Sekretaris Kabinet itu mengatakan bahwa penentuan calon wakil presiden murni menjadi kewenangan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi. Selaku ketua Tim Sebelas, Andi hanya bertugas untuk memfasilitasi pertemuan Mega, Jokowi, dan pimpinan partai pendukung dalam menentukan calon pendamping Jokowi.

"Jumat itu saya fasilitasi pertemuan Jokowi, Megawati, ketua umum partai-partai pendukung untuk melakukan konsultasi-konsultasi tentang itu. Kira-kira magrib sudah mengarah ke JK, JK dipanggil ikut bertemu, setelah itu ke TU (Teuku Umar atau rumah Mega), beritahukan ke Ibu Mega bahwa JK yang ditetapkan. Dalam proses itu tak sekali pun saya libatkan Pak Budi Gunawan. Putusan itu diambil saat bertemu Mega dan Jokowi di kediaman Mega, Jumat, setelah itu Jokowi perintahkan mempersiapkan pengumuman JK di Gedung Joeang," tutur Andi. 

Ketika pengumuman JK sebagai calon wapres Jokowi, Andi mengatakan bahwa saat itu pihaknya belum menyiapkan masalah pendanaan. Proses pendanaan, kata Andi, baru dilakukan setelah Komisi Pemilihan Umum menetapkan capres dan cawapres.

"Kami lakukan prosedur sesuai di KPK. Prosesnya dilakukan dan sudah dilaporkan ke KPU, tidak ada mekanisme pendanaan untuk calon-calon lainnya," sambung Andi.

Kepada anggota Komisi III DPR, Andi juga mengakui bahwa Abraham dan Kalla masuk sebagai calon kuat wakil presiden pendamping Jokowi. Ia pun mengakui pernah bertemu dengan Abraham dan keluarga Abraham. Namun, Andi membantah pertemuannya itu terkait dengan pencalonan wakil presiden.

Menurut Andi, pertemuannya dengan Abraham yang berlangsung di Bandara Adisucipto Yogyakarta terjadi secara kebetulan. Ketika itu ia mendampingi Jokowi yang kebetulan berada di bandara yang sama dengan Abraham. Dalam pertemuan di Bandara tersebut, Andi meminta izin kepada Abraham untuk menemui keluarga Abraham.

"Saya, tim, tidak berani bilang, 'Pak minta izin wawancara keluarga karena Bapak dicalonkan cawapres'. Karena (masalah pencalonan) itu masih jauh. Abraham masuk nominasi cawapres itu iya, tapi saya tidak pernah komunikasi dengan Abraham bahwa beliau calon Jokowi," ucap Andi.

Kendati demikian Andi mengakui bahwa dalam pertemuan Abraham-Jokowi di ruang tunggu bandara itu sempat telontar guyonan soal pencalonan wapres. "Saya ingatnya saat itu mereka duduk bareng-bareng di Adisucipto, di situ sudah muncul guyonan ini calon nomor satu dan dua bertemu, sehingga saya tidak sampaikan apa-apa ke Abraham Samad," sambung Andi.

Setelah pertemuan itu, Andi menemui keluarga Abraham di sebuah rumah di kawasan Pulomas, Jakarta. Dalam pertemuan dengan keluarga Abraham, Andi menggali informasi mengenai kepribadian Abraham, termasuk mengenai nilai-nilai keluarga Abraham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com