Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas Coret Budi Gunawan dan Suhardi Alius dari Daftar Calon Kapolri

Kompas.com - 06/02/2015, 10:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mempersiapkan empat calon kepala Polri yang baru. Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan dan Komisaris Jenderal Suhardi Alius dicoret sebagai calon kepala Polri oleh Kompolnas.

Jika Presiden Joko Widodo memutuskan tidak melantik Budi Gunawan sebagai kepala Polri dan melakukan proses ulang calon kepala Polri, Kompolnas tinggal menyerahkan keempat calon tersebut kepada Presiden.

Empat nama yang dipersiapkan oleh Kompolnas ialah Komjen Badrodin Haiti (Wakapolri), Komjen Dwi Prayitno (Irwasum Polri), Komjen Putut Eko Bayuseno (Kabaharkam Polri), dan nama baru di jajaran bintang tiga, Komjen Budi Waseso (Kabareskrim Polri).

"Komjen Budi Gunawan kan sudah tersangka, sementara Komjen Suhardi Alius masih muda sekali angkatannya. Beliau baru pensiun 2020 nanti. Akhirnya, kita coret sejak awal," ujar Komisioner Kompolnas M Nasser kepada Kompas.com, Jumat (6/2/2015) pagi.

Nasser mengakui bahwa pencoretan nama Suhardi akan menimbulkan persepsi politis di publik. Namun, Kompolnas yakin proses itu bukan politis dan memang didasarkan pada prosedur yang ada. Sebelumnya, Suhardi menjabat Kabareskrim Polri.

Selain melihat latar belakang angkatan, lanjut Nasser, Kompolnas juga merujuk aspek yang lain di dalam memilih nominasi calon kepala Polri.

"Pertimbangan selama menjalankan tugas di Polri tidak tercela. Selanjutnya, mampu atau tidaknya membangun soliditas internal. Mereka mampu atau tidak membangun kerja sama dengan institusi penegak hukum lain dan sebagainya," lanjut dia.

Selain empat perwira tinggi itu, semula ada nama Komjen Anang Iskandar (Kepala BNN), Komjen Said Usman Nasution (Kepala BNPT), dan Komjen Pol Boy Salamudin (Sestama Lemhanas) yang masuk dalam bursa calon kepala Polri.

Nasser mengatakan bahwa tiga nama tersebut memasuki masa pensiun dalam waktu satu atau dua tahun mendatang. Anang Iskandar pensiun pada Mei 2016, Said Usman pensiun pada Februari 2016, dan Boy Salamudin pensiun pada Oktober 2015.

Nasser juga memastikan, pihaknya tidak melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) dalam proses seleksi. (Baca: Presiden Tak Akan Libatkan KPK-PPATK jika Ganti Calon Kapolri)

Kini, sembari menunggu keputusan Presiden, kata Nasser, Kompolnas mempersiapkan rekam jejak empat nominasi calon kepala Polri itu. Rekam jejak itu terkait biodata, tempat penugasan, catatan kasus sepanjang karier, dan sebagainya. (Baca: Tim Independen Heran Budi Waseso Masuk Bursa Calon Kapolri)

Presiden sebelumnya menyebut akan mengambil keputusan terkait polemik pergantian kepala Polri pada pekan depan. Menurut Jokowi, masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan sebelum dirinya mengambil keputusan final, apakah melantik atau tidak Budi Gunawan sebagai kepala Polri. (Baca: Minggu Depan, Jokowi Ambil Keputusan soal Budi Gunawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com