Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2015, 06:49 WIB

Oleh Indra Tranggono

KOMPAS.com - BELUM tiga bulan menjabat, Presiden Jokowi sudah mendapat banyak ujian. Ujian terakhir adalah pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Syukurlah, Presiden mengikuti nuraninya dengan menggunakan moralitas hukum sebagai patokannya, yakni tidak menjadikan seorang tersangka sebagai kepala Polri. Jokowi pun lulus ujian.

Namun, ke depan, tampaknya bukan madu, teh manis, apalagi cokelat hangat plus donat yang akan disuguhkan untuk Presiden Jokowi. Mencoba berpikir positif, barangkali justru suguhan kopi pahit yang akan membuat Jokowi tahan tidak tidur, siap bekerja maraton memimpin kabinetnya.

Kabinet Kerja menjadi tanda karakter dan kehadiran sosok Jokowi. Ia bukan tipe pemimpin yang suka berlarat-larat dengan abstraksi teori atau balon-balon jargonisme, melainkan sosok yang cak-cek (ringan bekerja).

Ukuran pemaknaan diri dari Jokowi adalah ”guna” dan ”manfaat sosial”. Baginya, pemimpin harus punya passion dalam mewujudkan tiga kata kunci kepemimpinan, yaitu integritas, komitmen, dan kapabilitas.

Pemimpin yang punya passion pengabdian atau pelayanan selalu merasa bersalah jika banyak diam, apalagi mengeluh ketika menghadapi tantangan yang membutuhkan jawaban demi kemaslahatan sosial.

Berkubang dengan segala macam risiko menjadi konsekuensi logis. Berlepotan dengan lumpur persoalan jauh lebih bermakna dan indah daripada duduk di kursi empuk, menghirup udara AC, mat-matan makan-minum sambil mengobrol dan merenda pencitraan. Gaya hidup beraroma ala priayi yang borjuistik tak cocok bagi pemimpin seperti Jokowi.

Manusia empiris

Jokowi tipikal manusia empiris, yakni manusia yang memaknai tindakan—baik secara etik atau pragmatik—sebagai modus eksistensial (aktualisasi diri) untuk memasuki dan menemukan nilai-nilai otentik yang bermuara pada martabat.

Manusia empiris tidak menyembah kata-kata dan hipokrisi, tetapi penuh ketulusan mengubah atau mentransformasikan gagasan ke dalam daging realitas. Ketika berhadapan dengan daging realitas, ia mengerahkan segala kemampuannya untuk melahirkan karya-karya yang bernilai dan bermakna bagi publik.

Pribadi yang berorientasi pada kemaslahatan kolektif adalah pribadi yang solider, yakni pribadi yang tidak sibuk mengurusi agenda dan kepentingan pribadi, tetapi peduli kepada kepentingan orang banyak.

Cita-cita yang melekat dalam dirinya adalah keinginan untuk selalu hamemayu hayuning buwana lan menungsa (memperindah dunia dan menyelamatkan umat manusia/rakyat/bangsa).

Tentu, dalam pribadi yang solider terkandung elan filantropik; yakni jalan kemuliaan untuk mendarmakan seluruh totalitas diri, kemampuan, dan segala miliknya demi keselamatan umat manusia.

Sudah sangat lama di negeri ini tidak lahir pemimpin khas, yakni pemimpin yang berkarakter solider, punya passion pengabdian, pu- nya elan filantropik, dan berspirit profetik.

Seluruh cita-cita tentang kemuliaan watak macam itu memang sedang runtuh sehingga—meminjam istilah budayawan Radhar Panca Dahana—yang tersisa hanyalah remah-remah atau remukan menungsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com