Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi pada Pengujung Tahun 2014

Kompas.com - 30/12/2014, 16:39 WIB

KOMPAS.com — Jumat malam, 26 Desember 2014, di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Joko Widodo berbincang-bincang soal perayaan Natal di Papua. Malam itu hadir Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Ignatius Suharyo, Romo Benny Susetyo Pr, Pendeta Bambang Wijaya dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Papua Pendeta Benny Giay, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, dan lain-lain.

Beberapa jam sebelum pertemuan dengan para tokoh Kristen dan Katolik itu, di Stasiun Kereta Api Jakarta Kota terjadi musibah, lokomotif menerobos ruang tunggu peron. Tidak ada korban manusia. Upaya menarik lokomotif dan gerbong dari ruang tunggu peron memakan waktu sekitar tiga jam.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro, hari itu, mengatakan belum tahu mengapa hal itu bisa terjadi. ”Kami meminta maaf kepada semua penumpang kereta api yang terganggu atas kejadian itu. Kami tentu akan mengusut hal ini,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah warga di sebagian wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memasuki hari kedelapan menghadapi banjir akibat luapan Sungai Citarum. Banjir juga terjadi di Aceh dan Sumatera Utara. Bersamaan dengan itu, lalu lintas jalan raya ke luar Jakarta macet total.

Sabtu pagi, 27 Desember 2014, Jokowi dan sejumlah pejabat tinggi sipil dan militer terbang ke Papua. Malam harinya, Jokowi memberikan sambutan untuk perayaan Natal Nasional 2014 di Stadion Mandala, Jayapura, Papua.

Malam itu juga, hampir bersamaan, di Solo, Jawa Tengah, tempat kelahiran Jokowi, terjadi kebakaran besar di Pasar Klewer. Pasar ini salah satu tempat yang banyak memberi inspirasi kepada presiden kedua Soeharto untuk membangun negeri ini. Kebakaran pada hari Sabtu itu menghanguskan ratusan kios tekstil dan kain batik.

Hari Minggu (28/12/2014), menjelang siang, tersiar kabar dari posko crisis center AirAsia di Terminal II Bandar Udara Juanda, Surabaya, Jawa Timur, pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura hilang kontak. Pesawat itu mengangkut 155 penumpang. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang baru saja pulang dari Aceh untuk peringatan 10 tahun tsunami, Minggu siang itu, menyerukan bangsa Indonesia untuk berdoa agar pesawat segera ditemukan.

Malam harinya, Kalla datang ke kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) dan mengadakan pertemuan dengan Kepala Basarnas FHB Soelistyo. Di tempat itu berlangsung tanya jawab Kalla dengan wartawan. Senin (29/12/2014), Kalla datang ke Surabaya mengunjungi sanak keluarga penumpang pesawat AirAsia QZ8501. Dari Surabaya, Kalla terbang ke Solo menemui pedagang Pasar Klewer korban kebakaran.

Sementara itu, kantor Basarnas, Jakarta, kemarin, tampak sibuk karena ada berita Jokowi akan datang ke tempat itu sekembali dari Papua.

Untuk dicatat pula, Jumat, 12 Desember lalu, 95 jenazah ditemukan dan 13 orang hilang akibat tanah longsor yang mengubur Dusun Jemblung, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sepuluh tahun lalu, 26 Desember 2004, ketika Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri perayaan Natal Nasional di Jayapura, Papua, di Aceh terjadi bencana alam tsunami (lihat Sisi Lain Istana: ”Bencana Alam di Bulan Desember”, Kompas, 16 Desember 2014, halaman 2).

Mari kita berdoa untuk para penumpang AirAsia QZ8501, untuk sanak keluarga mereka, bangsa, dan negeri ini. (J OSDAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com