Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Susi Pun Jadi Putri Duyung

Kompas.com - 13/12/2014, 07:30 WIB

KOMPAS.com
 - Asam di gunung, garam di laut, bertemu dalam satu belanga”. Lewat peribahasa ini, lima kurator Bentara Budaya, yaitu GM Sudarta, Hermanu, Ipong Purnama Sidhi, Hari Budiono, dan Wiediantoro, merangkai kembali harmonisasi kebudayaan daratan dan maritim yang selama ribuan tahun telah mewarnai kehidupan masyarakat Nusantara.

Memperingati empat windu (32 tahun) Bentara Budaya, kelima kurator sekaligus perupa itu menampilkan sejumlah lukisan, drawing, dan patung dalam pameran Asam Garam Bentara, di Bentara Budaya Jakarta, 12-20 Desember 2014. Menurut kurator Efix Mulyadi, pameran ini menumbuhkan semangat dan langkah baru dalam memaknai kembali budaya daratan dan maritim.

Salah satu lukisan yang menyedot perhatian adalah ”Susi Duyung” karya Hari Budiono, yang kini mengelola Balai Soedjatmoko Solo. Begitu melihat karya ini, orang langsung mengenal sosok yang dilukis, yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Di atas kanvas, Susi tampil mengejutkan. Tubuhnya seksi dan berekor ikan duyung. Menteri kontroversial di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo ini bahkan punya sepasang sayap putih besar.

Gambaran Susi kian unik karena, meski menyungging senyuman tipis, muncul bak ksatria dengan senapan laras panjang di tangan kanan dan pedang di punggung. Ia terlihat heroik dengan balutan baju ksatria layaknya tokoh film Xena Warrior Princess.

”Susi lahir dari dunia bahari, dari pekerjaannya di bidang perikanan. Ia seorang superhero yang suka kebebasan. Semoga kebebasan dan keberaniannya menguatkan kewajibannya sebagai pejabat negara,” kata Hari, di sela-sela pembukaan pameran, Kamis (11/12) malam.

Karya ini menginspirasi kurator Bentara Budaya Sindhunata untuk membuat sebuah puisi berjudul Susi Duyung. Susi Duyung disebut sebagai legenda di tengah gunung-gunung yang kering serta laut yang miskin ikan.

Wiediantoro mengungkapkan kekejaman manusia terhadap daratan dalam lukisan ”Mimika Indonesia Raya”. Dalam drawing yang rinci dan berulang, ia menggambarkan eksploitasi tambang emas oleh pemodal besar. Tak jauh dari situ, digambarkan seorang anak berambut keriting yang hanya bisa bergelantungan penuh harap.

Sementara Ipong masih menekuni keliaran sapuan kuasnya, seperti dalam lukisan ”Nenek Moyangku Seorang Pelaut”. Sosok nelayan kucel bersandal jepit mengisahkan nasib wong cilik yang selalu terjepit.

Sinisme terhadap kehidupan nelayan juga ditegaskan GM Sudarta dalam karya ”Di Laut Kita Jaya (Katanya Lho!)”, yang menggambarkan para nelayan kecil terjaring para perompak. Di sisi lain, Hermanu dalam patungnya ”Semar Langit” memaknai tokoh Semar dalam perspektif baru lewat tubuhnya yang ber-”kuluk” perangkat elektronik. (Aloysius Budi Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com