Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Urgensi Perppu jika Dua Calon Pimpinan KPK Tidak Dipilih DPR

Kompas.com - 28/11/2014, 16:37 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo dinilai perlu mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) jika Dewan Perwakilan Rakyat tidak memilih satu pun dari dua calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Perppu supaya kuat dasar hukumnya," ujar Anggota Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK Farouk Muhammad, saat ditemui di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/11/2014).

Menurut Farouk, bisa saja DPR nantinya menolak memilih kedua calon pimpinan KPK yang saat ini telah lolos seleksi. Jika demikian, maka perppu wajib dibuat sebagai dasar hukum agar tidak terbentur dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. Dalam undang-undang itu disebutkan, pimpinan KPK berjumlah lima orang.

Farouk kemudian menjelaskan urgensi perppu. Setidaknya ada dua hal pokok yang perlu dibuat dalam bentuk perppu.

Pertama, jika kedua calon pimpinan tidak dipilih, perppu harus mengatur ketentuan jumlah pimpinan KPK, sebagaimana yang tertulis dalam UU No 30 Tahun 2002. Kedua, jika mekanisme seleksi tidak dilanjutkan, dan menunggu hingga masa jabatan empat anggota lainnya berakhir, maka perppu harus memperpanjang masa jabatan Busyro Muqoddas, selama satu tahun ke depan.

Saat ini, ada dua orang yang dinyatakan lolos sebagai calon pimpinan KPK. Selain Busyro Muqoddas, Roby Arya Brata juga dinyatakan lolos seleksi dan diajukan panitia seleksi kepada Presiden dan DPR. Selanjutnya, Komisi III DPR akan melakukan uji kelayakan pada kedua calon tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com