Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tak Perlu Konsultasikan "Kartu Sakti" ke DPR

Kompas.com - 18/11/2014, 19:17 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Chazali Situmorang mengatakan, pemerintah tak perlu berkonsultasi dengan DPR RI untuk pelaksanaan program "kartu-kartu sakti". Menurut Chazali, anggaran yang dipakai untuk Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), sudah ada di APBN 2014, yakni dengan nomenklatur dana anggaran Perlindungan Sosial.

"Nah, pemerintah Jokowi-JK mengubah nama saja, menjadi KIS, KIP dan KKS. Jadi enggak ada masalah jika ada perubahan," ujar Chazali di kantornya, Selasa (18/11/2014) petang.

"Istilah kontrol yang ada di DPR RI itu soal program, bukan kegiatan. Jadi, mau judul kartu itu apa enggak harus minta izin dengan DPR dulu, lucu juga kalau begitu," lanjut dia.

Lagipula, kata Chazali, anggaran nomenklatur Perlindungan Sosial di APBN 2014 memiliki dasar hukum yang kuat, yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 166 Tahun 2004 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Meski demikian, Chazali mengatakan, konsultasi dengan DPR RI bisa saja dilakukan.

Konsultasi dengan DPR, kata dia, tidak dapat mengubah program KIS, KIP dan KKS. Komunikasi hanya sebatas memberikan penjelasan terkait program pemerintah.

"Namanya konsultasi, sebenarnya boleh saja. Tapi ya sebatas komunikasi saja," lanjut dia.

Sebelumnya, Ketua DPR Setya Novanto mengkritik peluncuran 'kartu sakti' Jokowi. Menurut Setya, sebelum meluncurkan program, pemerintah seharusnya izin terlebih dulu dengan DPR RI. 

"Kalau bertujuan untuk rakyat pasti kita setuju. Tapi kan ada rambu-rambu yang harus diselesaikan DPR," ujar Setya beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi 'Online' ke Calon Pengantin

Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi "Online" ke Calon Pengantin

Nasional
Garuda Indonesia 'Delay' 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Garuda Indonesia "Delay" 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Nasional
Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Nasional
Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Nasional
Menakar Legitimasi PBNU Kelola Tambang

Menakar Legitimasi PBNU Kelola Tambang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com