Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Jual Negara ke Pihak Asing, Ini Jawaban Jokowi

Kompas.com - 18/11/2014, 12:32 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat kritik tajam karena mempromosikan Indonesia dan selalu meminta investasi dari pihak asing untuk masuk ke dalam negeri ketika menjalani lawatan luar negeri pada pekan lalu.

Di hadapan para peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LI dan LII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jokowi menjawab kritik tersebut.

Jokowi mengaku belajar dari negara Tiongkok. Di negara yang dulunya komunis dan sangat tertutup dengan negara lain tersebut, Tiongkok membuka lebar keran investasi. Hasilnya, Tiongkok mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yakni 11-12 persen.

"Saya bertanya saat ketemu dengan wakil PKC, Partai Komunis China. Pada saat mereka membuka negaranya besar-besaran untuk investasi asing, apakah mereka tidak takut penguasaan ekonomi dikuasai pihak asing? Ini masalah ideologi loh," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11/2014).

"Jawabannya saat itu, tidak sama sekali tebersit di otak mereka (Partai Komunis China) bahwa investasi menguasai perekonomiannya karena barang-barangnya ada di negara mereka," ucap Jokowi mengutip jawaban perwakilan dari PKC.

Jokowi mengatakan bahwa ia diberikan contoh mengenai pembangunan jalan dan pembangunan pelabuhan yang tidak akan mungkin dibawa lari setelah selesai dibangun. Oleh karena itu, Jokowi memastikan bahwa investasi pihak asing di sektor infrastruktur akan selalu positif bagi kemajuan negara.

"Pola pikir seperti itu yang harus saya berikan sebagai pengertian. Ini masalah luar biasa, investasi masuk semua ke mereka, dan dalam waktu singkat semua bisa dikerjasamakan," imbuh Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebutkan strategi Tiongkok dalam memadukan investasi dengan badan usaha milik negara (BUMN).

"Jadi, sekarang soal masalah cara pikirnya itu," kata Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi menghadiri sejumlah forum internasional, yakni KTT APEC, KTT ASEAN, dan G-20. Di semua forum internasional itu, Jokowi secara lugas mempromosikan Indonesia dan mengundang pihak luar untuk menanamkan investasi di dalam negeri.

Cara lugas Jokowi ini yang dikritik oleh sebagian kalangan karena dianggap "menjual" negara sendiri ke tangan asing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com